3,8 Juta Lebih Pekerja Menambah Lagi Klaim Tunjangan Pengangguran AS

Seorang warga AS meminta formulir untuk mengklaim tunjangan pengangguran di Miami, Florida (foto: dok).

Angka pengangguran semakin meningkat di AS, dengan tambahan 3,8 juta pekerja lagi mengklaim tunjangan pengangguran pekan lalu karena pandemi virus corona, kata Departemen Tenaga Kerja AS.

Klaim terbaru menambah total pengangguran menjadi 30,3 juta orang, bahkan ketika beberapa negara bagian AS mulai membuka kembali sebagian bisnis dan Presiden Trump mendorong dijalankannya kembali roda perekonomi nasional. Namun jutaan pekerja lagi akan mengajukan permintaan tunjangan pengangguran dalam beberapa minggu mendatang karena dampak pandemi COVID-19 terus berlanjut.

Amerika Serikat sebelumnya tidak pernah mengalami tingkat pengangguran separah ini - satu dari setiap enam pekerja - sejak era Depresi Hebat tahun 1930-an. Besarnya jumlah orang yang kehilangan pekerjaan melenyapkan pertumbuhan lapangan kerja AS secara keseluruhan sejak resesi 2008.

Pemerintah melaporkan, Rabu (29/4) penurunan ekonomi nasional 4,8% pada kuartal pertama tahun 2020, dengan potensi penurunan yang jauh lebih besar lagi pada kuartal April-Juni, lebih dari angka mana pun sejak Perang Dunia II.

BACA JUGA: Ekonomi AS Anjlok 4,8 Persen dalam Kuartal Pertama 2020

Jerome Powell dari Federal Reserve mengatakan, “Saat-saat seperti sekarang ini merupakan masa kontraksi tajam dalam aktivitas ekonomi. Tingginya jumlah pengangguran, turunnya konsumsi pribadi, biaya pengeluaran yang menurun tajam, investasi bisnis juga, pengangguran meningkat. Kita akan melihat data-data ekonomi pada kuartal kedua yang lebih buruk daripada data-data yang pernah kita jumpai dalam perekonomian.”

Sementara itu, Direktur Jenderal Organisasi Buruh Internasional Guy Ryder menyatakan jumlah pekerjaan penuh waktu yang hilang bisa mencapai 195 juta di seluruh dunia.

“Perkiraan kami pada kuartal kedua tahun ini adalahhilangnya pekerjaan penuh waktu sebanyak 195 juta. Hari ini, kita harus meningkatkan angka itu. Kita melihat pengurangan jam kerja secara global akan mencapai 10,5% pada kuartal kedua tahun ini. Hal itu berarti, berdasarkan asumsi kerja 48 jam seminggu, kekurangan tersebut setara dengan 305 juta pekerjaan penuh waktu di seluruh dunia,” ujar Ryder.

Kongres AS meningkatkan beragam tunjangan pengangguran yang dibayarkan oleh negara-negara bagian sebesar $ 600 per minggu selama empat bulan. Sejumlah negara bagian sering melakukan pembayaran pada pekerja yang di-PHK yang jumlahnya tidak mencapai setengah dari gaji yang biasa mereka terima.

BACA JUGA: Jutaan Warga AS Tak Terjamah Tunjangan Pengangguran

Tetapi sejumlah pekerja di negara-negara bagian akan menghadapi pilihan terkait keamanan bagi mereka kalau kembali bekerja. Adanya pilihan itu menimbulkan pertanyaan apakah mereka dapat terus menerima tunjangan pengangguran jika negara bagian mengizinkan sejumlah perusahaan kembali beroperasi, tetapi mereka secara pribadi memilih menunda kembali bekerja.

“Hal kedua yang akan kami lakukan adalah fokus pada orang-orang yang paling rentan di pasar tenaga kerja global. Itu adalah 60% manusia yang mencari nafkah dalam ekonomi informal. Saya khawatir angkanya sama dramatisnya: sekitar 1,6 miliar pekerja informal, sangat terdampak dalam kehidupan mereka oleh apa yang terjadi. Kami memperkirakan pendapatan rata-rata pekerja ekonomi informal di seluruh dunia, akan menurun 60%. Ini adalah orang-orang yang tidak berpenghasilan besar. Jadi mereka sangat membutuhkan bantuan solidaritas internasional untuk bertahan hidup,” imbuh Ryder.

Langkah PHK yang secepat itu belum pernah terjadi dalam sejarah AS, meskipun tingkat kerugian ekonomi belum diketahui secara pasti. Diperlukan waktu dua tahun ketika terjadi Resesi antara 2007 dan 2009 untuk mencapai 8,6 juta orang yang kehilangan pekerjaan. [mg/ii]