Jutaan Pemilih Amerika Pilih Presiden Baru: Kamala Harris atau Donald Trump

Kombinasi foto: Capres Partai Republik Donald Trump dan Capres Demokrat Kamala Harris

Jutaan pemilih AS mendatangi tempat pemungutan suara pada hari Selasa (5/11) untuk memilih presiden baru, memutuskan apakah akan mengangkat Wakil Presiden Kamala Harris menjadi pemimpin perempuan pertama AS atau mengembalikan mantan Presiden Donald Trump ke Gedung Putih yang kalah dalam pemilihan tahun 2020.

Jajak pendapat menunjukkan bahwa Harris, kandidat Partai Demokrat, dan Trump, penantangnya dari Partai Republik, terlibat dalam salah satu persaingan paling ketat dalam beberapa dekade. Pemenang pemilihan presiden ini akan memulai masa jabatan presiden selama empat tahun pada bulan Januari.

Para analis politik mengatakan hasil nasional kemungkinan akan ditentukan oleh suara di tujuh negara bagian medan pertempuran politik atau yang dikenal sebagai swing states yang tersebar di seluruh AS, di mana survei menunjukkan kedua kandidat berada dalam selisih dua persen satu sama lain, yang oleh berbagai lembaga survei digambarkan sebagai pertarungan sengit.

Bergantung pada seberapa ketatnya pemungutan suara, dan seberapa cepat penghitungan suara di negara bagian-negara bagian utama, kemungkinan pemenang biasanya dapat diketahui pada malam harinya atau dini hari keesokan harinya, tetapi untuk pemilu kali ini mungkin tidak akan diketahui dalam beberapa hari, seperti yang terjadi empat tahun lalu.

Baik Harris maupun Trump telah mengumpulkan banyak pengacara pemilu yang berpengalaman untuk menantang segala penyimpangan yang mereka yakini dapat memengaruhi hasil yang merugikan kandidat mereka.

BACA JUGA: Pro dan Kontra di Balik Sistem Pemilu Amerika, “Electoral College”

Tempat pemungutan suara mulai dibuka Selasa pagi di seluruh negara bagian di kawasan Amerika timur, dan warga berbondong-bondong datang untuk memberikan suara di pusat-pusat pemerintahan, stasiun pemadam kebakaran, sekolah, gereja, dan tempat-tempat lain. Tempat pemungutan suara lainnya akan dibuka lebih lambat di seluruh enam zona waktu negara.

Trump, 78 tahun, menghabiskan dini hari Hari Pemilihan di negara bagian medan pertempuran politik Michigan. Ia mengakhiri kampanyenya dengan rapat umum larut malam di Grand Rapids, basis kuat Partai Republik tempat ia juga mengakhiri pencalonannya untuk presiden pada tahun 2016 dan 2020.

Trump menyatakan dalam pidato setelah tengah malam: “Kita dalam kondisi yang sangat baik. Saya harus memberi tahu Anda, kita jauh di atas dalam hal suara.”Ia mengeklaim bahwa Harris dan Demokrat hanya bisa menang jika mereka curang.

“Mereka harus curang, dan mereka melakukannya, dan mereka melakukannya dengan sangat baik,” kata Trump. Ia menyalahkan Harris, seperti yang telah dilakukannya selama kampanye, atas tingginya harga barang-barang konsumen dan masuknya migran tidak berdokumen melintasi perbatasan Meksiko ke Amerika Serikat.

Trump menghabiskan hari di rumah resornya di Mar-a-Lago, Florida, tempat ia diharapkan untuk memberikan suara secara langsung. Ia dijadwalkan untuk mengadakan pesta pemantauan hasil pemilu di West Palm Beach pada Selasa malam.

Harris, 60 tahun, mengakhiri kampanyenya di sebuah rapat umum bertabur bintang di kota Philadelphia bagian timur pada Senin malam, dengan bintang pop Lady Gaga, grup musik, dan mantan pembawa acara bincang-bincang Oprah Winfrey yang memberikan dukungan mereka.

Harris tidak menyebut Trump dalam pidatonya, dan mengatakan kepada massa yang hadir yang diperkirakan berjumlah 30.000 orang bahwa “malam ini, kita mengakhiri seperti kita memulai, dengan optimisme, dengan energi, dengan kegembiraan, mengetahui bahwa kita sebagai rakyat memiliki kekuatan untuk membentuk masa depan kita.”

Your browser doesn’t support HTML5

Kegelisahan di Eropa Jelang Pilpres Amerika

Harris berencana menghadiri pesta malam pemilihan di Howard University di Washington, sebuah universitas yang secara historis diperuntukkan bagi warga kulit hitam, tempat ia lulus dengan gelar di bidang ekonomi dan ilmu politik pada tahun 1986. Harris mengatakan pada hari Minggu bahwa ia “baru saja mengisi” surat suara yang dikirim melalui pos dan surat suara tersebut “sedang dalam perjalanan menuju California,” negara bagian asalnya.

Kedua kandidat singgah pada hari Senin di Pennsylvania, dengan 19 suara elektoral, hadiah terbesar di antara tujuh negara bagian medan pertempuran. Mereka mengadakan serangkaian rapat umum, dengan keduanya tampil di Pittsburgh, di jantung industri baja AS.

Baik Harris maupun Trump menyatakan optimisme. [lt/ab]