Badan PBB untuk Urusan Anak-anak (UNICEF) memperingatkan, pada Kamis (18/5), bahwa jutaan anak di Afghanistan sangat memerlukan bantuan makanan di saat badan tersebut menghadapi kekurangan dana.
"2,3 juta anak diperkirakan akan menghadapi kekurangan gizi parah tahun ini, dan 875.000 anak membutuhkan perawatan untuk kekurangan gizi parah yang mengancam nyawa," ujar perwakilan UNICEF Afghanistan, Fran Equiza, di New York
Ia menambahkan seruan Aksi Kemanusiaan untuk Anak-Anak UNICEF menghadapi kekurangan dana yang mendesak dan hanya mendapat 22 persen dana pada Mei.
Kekurangan gizi yang parah bisa mematikan. Namun juga bisa berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan mental yang memengaruhi sepanjang hidup mereka.
Ketika Afghanistan berjuang menghadapi kemiskinan yang meluas, anak-anak menanggung dampak yang terburuk, kata Equiza. Ia mengatakan, 1,6 juta anak kini terjebak sebagai pekerja anak. Hak atas pendidikan juga terus dibatasi.
Sejak Taliban merebut kekuasaan pada 2021, kelompok tersebut memberlakukan tindakan keras yang menimbulkan kecaman luas, seperti larangan bagi perempuan untuk menempuh pendidikan. Anak perempuan tidak bisa bersekolah setelah kelas enam, dan mereka dilarang untuk melanjutkan pendidikan ke bangku universitas.
Komunitas internasional belum secara resmi mengakui Taliban. Dengan pembekuan aset Afghanistan di luar negeri, ekonomi makin terpuruk sehingga menyulitkan rakyat Afghanistan.
Pada bulan April, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan, Afghanistan membutuhkan $4,62 miliar bantuan untuk hampir 24 juta rakyat Afghanistan yang membutuhkan. [ps/ka]