Warga Kuba pada Minggu (20/10) bersiaga menghadapi hantaman Badai Oscar. Mereka juga bersiap mengalami krisis dan derita lebih besar, karena negara itu juga tengah bergulat dengan pemadaman listrik yang hampir terjadi di seluruh negeri, yang kini telah memasuki hari ketiga.
Havana, ibu kota Kuba yang berpenduduk hampir dua juta jiwa, sama sekali tidak mendapatkan aliran listrik. Banyak warga Kuba mengantre untuk mendapatkan jatah listrik bersubsidi sambil mengamati situasi di luar rumah mereka.
Terjangan Badai Oscar, setelah runtuhnya pembangkit listrik terbesar di Kuba pada Jumat (18/10) lalu yang melumpuhkan seluruh jaringan listrik nasional, akan semakin menambah beban negara yang sedang berjuang melawan inflasi yang sangat tinggi, serta kekurangan makanan, obat-obatan, bahan bakar dan air itu.
Badai Oscar diperkirakan akan mendarat di timur laut Kuba pada hari Minggu sore atau malam hari, kata Pusat Badai Nasional AS (NHC) dalam buletin terbarunya.
Per Minggu pagi, Oscar adalah badai Kategori 1 yang membawa angin berkecepatan maksimum 80 mil/jam (130 km/jam), kata NHC.
Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel pada Sabtu menyatakan dalam sebuah postingan di media sosial bahwa otoritas di bagian timur pulau itu “bekerja keras untuk melindungi rakyat dan sumber daya ekonomi, menyusul datangnya Badai Oscar.”
Kantor presiden Kuba menyampaikan dalam sebuah postingan lain bahwa upaya pemulihkan aliran listrik telah mencapai kemajuan, di mana 16% konsumen telah menerima aliran listrik dan sekitar 500 megawatt listrik sekitar tengah malam, kementerian energi negara itu mengatakan sebuah subsistem di Kuba bagian barat telah runtuh.
Jumlah watt tersebut hanya sebagian kecil dari kebutuhan negara sebesar 3.300 megawatt pada Kamis (17/10), sehari sebelum jaringan listrik terputus dan pemerintah mengumumkan “keadaan darurat energi” setelah terjadi pemadaman listrik selama berminggu-minggu.
Jaringan listrik terputus dalam sebuah reaksi berantai pada Jumat karena pembangkit listrik tenaga batu bara terbesar di sana padam secara tak tertuga. Pembangkit tersebut merupakan salah satu dari delapan pembangkit listrik tenaga batu bara yang sudah tua di pulau itu, menurut Lazaro Guerra, Kepala Pasokan Listrik Kementerian Energi Kuba.
Perusahaan penyedia listrik nasional Kuba, UNE, mengatakan mereka berhasil menghasilkan listrik dalam jumlah kecil untuk menyalakan kembali pembangkit listrik pada Jumat malam, tetapi pada Sabtu pagi mereka mengalami apa yang disebut outlet berita resmi Cubadebate sebagai “pemutusan total jaringan listrik yang baru.”
“Hanya Tuhan yang tahu kapan listrik akan menyala kembali,” kata Rafael Carrillo, seorang mekanik berusia 41 tahun, yang harus berjalan kaki sejauh hampir lima kilometer karena tidak adanya transportasi umum di tengah-tengah pemadaman listrik.
Pemadaman listrik tersebut terjadi setelah adanya pemadaman listrik selama berminggu-minggu sebelumnya, yang berlangsung hingga 20 jam sehari di beberapa provinsi.
Perdana Menteri Manuel Marrero pada Kamis mengumumkan “keadaan darurat energi”, dan menangguhkan layanan publik yang tidak penting untuk memprioritaskan pasokan listrik ke rumah-rumah. [br/ab]