Seorang miliuner AS mendanai sebuah misi berawak pertama ke Planet Mars yang akan diluncurkan hanya lima tahun dari sekarang.
Sebuah misi ke Mars yang didanai swasta untuk 2018 sedang disiapkan dan akan mengangkut sepasang suami istri warga Amerika, dengan pesawat yang dimodifikasi untuk mencapai jarak 160 kilometer dari permukaan Planet Merah itu dan kembali dengan selamat ke Bumi.
Misi bersejarah selama 501 hari itu disiapkan oleh jutawan Amerika Dennis Tito – seorang bekas ilmuwan lembaga antariksa AS, NASA, dan turis antariksa pribadi pertama di dunia yang pernah membayar US$20 juta untuk diterbangkan ke Stasiun Antariksa Internasional.
Kini, Tito menanamkan modal jutaan dolar lagi untuk yayasannya Inspiration Mars Foundation. Lembaga nirlaba itu sudah mulai membangun perangkat keras dan keahlian ilmiah untuk misi, yang nantinya akan menghabiskan dana antara $1,5 miliar hingga $2 miliar.
Didampingi para bekas ilmuwan NASA, akademis dan pakar antariksa swasta, Tito pada Rabu (27/2) mengatakan dalam jumpa pers di Washington bahwa penerbangan ke Mars itu merupakan langkah besar pertama dalam agenda jangka panjang penjelajahan antariksa oleh Amerika.
Dua awak, yang nantinya akan dipilih berdasarkan kecocokan dengan masing-masing dan kemampuan teknis, akan mendiami ruangan seluas 600 meter persegi selama perjalanan mereka. Berbagai tantangan teknis misi ini sedang dikaji sebuah kelompok swasta bernama Paragon Space Development, dengan dukungan NASA dan sejumlah perusahaan antariksa swasta.
Taber MacCallum, direktur eksekutif Paragon dan bekas ilmuwan NASA, mengatakan misi ini berisiko tinggi. Kedua astronot akan menghadapi paparan radiasi surya dan kosmik terus menerus, serta sulitnya hidup dalam ruangan sempit dan menggunakan sistem pendukung kehidupan yang belum pernah diuji coba di ruang angkasa.
Tetapi MacCallum mengatakan mengambil risiko adalah bagian dari warisan Amerika sebagai bangsa penuh inovasi dan semangat penjelajahan.
Pihak penyelenggara mengatakan misi Mars tersebut dijadwalkan akan diluncurkan 5 Januari 2018. Pesawat akan mencapai Mars 228 hari kemudian pada 21 Agustus, mengitari sekali planet merah itu sebelum melakukan perjalanan 273 hari kembali ke Bumi. Pesawat akan mendarat di laut pada 21 Mei 2019.
Misi bersejarah selama 501 hari itu disiapkan oleh jutawan Amerika Dennis Tito – seorang bekas ilmuwan lembaga antariksa AS, NASA, dan turis antariksa pribadi pertama di dunia yang pernah membayar US$20 juta untuk diterbangkan ke Stasiun Antariksa Internasional.
Kini, Tito menanamkan modal jutaan dolar lagi untuk yayasannya Inspiration Mars Foundation. Lembaga nirlaba itu sudah mulai membangun perangkat keras dan keahlian ilmiah untuk misi, yang nantinya akan menghabiskan dana antara $1,5 miliar hingga $2 miliar.
Didampingi para bekas ilmuwan NASA, akademis dan pakar antariksa swasta, Tito pada Rabu (27/2) mengatakan dalam jumpa pers di Washington bahwa penerbangan ke Mars itu merupakan langkah besar pertama dalam agenda jangka panjang penjelajahan antariksa oleh Amerika.
Dua awak, yang nantinya akan dipilih berdasarkan kecocokan dengan masing-masing dan kemampuan teknis, akan mendiami ruangan seluas 600 meter persegi selama perjalanan mereka. Berbagai tantangan teknis misi ini sedang dikaji sebuah kelompok swasta bernama Paragon Space Development, dengan dukungan NASA dan sejumlah perusahaan antariksa swasta.
Taber MacCallum, direktur eksekutif Paragon dan bekas ilmuwan NASA, mengatakan misi ini berisiko tinggi. Kedua astronot akan menghadapi paparan radiasi surya dan kosmik terus menerus, serta sulitnya hidup dalam ruangan sempit dan menggunakan sistem pendukung kehidupan yang belum pernah diuji coba di ruang angkasa.
Tetapi MacCallum mengatakan mengambil risiko adalah bagian dari warisan Amerika sebagai bangsa penuh inovasi dan semangat penjelajahan.
Pihak penyelenggara mengatakan misi Mars tersebut dijadwalkan akan diluncurkan 5 Januari 2018. Pesawat akan mencapai Mars 228 hari kemudian pada 21 Agustus, mengitari sekali planet merah itu sebelum melakukan perjalanan 273 hari kembali ke Bumi. Pesawat akan mendarat di laut pada 21 Mei 2019.