Mengacaukan komunikasi antara dua jenis protein dalam sel, akan menghambat penyebaran sel-sel kanker dan membuka cara baru untuk mengembangkan obat melawan kanker.
WASHINGTON DC —
Jika sel-sel kanker tidak bermetastasis, atau menyebar ke bagian lain di dalam tubuh, banyak tumor yang tidak akan mengakibatkan kematian. Demikian dikatakan profesor biologi Zhi-Ren Liu dari Georgia State University di Atlanta.
“Biasanya dalam banyak kasus, tumor tidak mengganggu fungsi tubuh yang normal. Tapi jika sel kanker itu bermetastasis, kanker itu mengganggu fungsi berbagai organ dan itulah yang membunuh pasien,” kata Profesor Liu.
Liu dan rekan penelitinya Jenny Yang, ahli biokimia di universitas Georgia, telah menemukan bahwa mereka dapat menghentikan penyebaran kanker dengan mengganggu interaksi dari dua jenis protein dalam sel-sel.
Protein bertindak seperti saklar, untuk mengaktifkan atau menghentikan kegiatan sel, termasuk perpindahannya di seluruh tubuh. Ini diperlukan untuk penyembuhan dan mengaktifkan kekebalan tubuh, tetapi kalau sel-sel kanker bermigrasi, atau bermetastasis, penyakit ini bisa menjadi fatal.
Para peneliti itu menemukan bahwa dua protein, khususnya - P68 dan kalsium-kalmodulin – tampaknya menyebabkan perpindahan sel ketika mereka berinteraksi. Dengan rekayasa peptida yang membuat mereka terpisah, Yang dan Liu menemukan protein-protein itu secara signifikan dapat mengurangi atau mencegah penyebaran sel-sel kanker.
Menggunakan tikus dalam penelitian kanker usus besar manusia dan kanker payudara yang parah, Liu mengatakan mereka mengurangi metastasis dari tumor awal hingga 90 persen.
"Ukuran tumor jauh, jauh lebih kecil ...dan dalam beberapa hal, kami tidak melihat metastasis sama sekali dengan cara ini,” kata Liu.
Kedua peneliti universitas Georgia itu berencana untuk mengembangkan obat yang menghambat penyatuan P68 dan kalmodulin, dan mereka berharap nantinya bisa melakukan uji klinis dengan manusia penderita kanker.
Penemuan Zhi-Ren Liu dan Jenny Yang mengenai peran dari dua protein dalam metastasis kanker ini dimuat dalam artikel yang diterbitkan majalah Nature Communications.
“Biasanya dalam banyak kasus, tumor tidak mengganggu fungsi tubuh yang normal. Tapi jika sel kanker itu bermetastasis, kanker itu mengganggu fungsi berbagai organ dan itulah yang membunuh pasien,” kata Profesor Liu.
Liu dan rekan penelitinya Jenny Yang, ahli biokimia di universitas Georgia, telah menemukan bahwa mereka dapat menghentikan penyebaran kanker dengan mengganggu interaksi dari dua jenis protein dalam sel-sel.
Protein bertindak seperti saklar, untuk mengaktifkan atau menghentikan kegiatan sel, termasuk perpindahannya di seluruh tubuh. Ini diperlukan untuk penyembuhan dan mengaktifkan kekebalan tubuh, tetapi kalau sel-sel kanker bermigrasi, atau bermetastasis, penyakit ini bisa menjadi fatal.
Para peneliti itu menemukan bahwa dua protein, khususnya - P68 dan kalsium-kalmodulin – tampaknya menyebabkan perpindahan sel ketika mereka berinteraksi. Dengan rekayasa peptida yang membuat mereka terpisah, Yang dan Liu menemukan protein-protein itu secara signifikan dapat mengurangi atau mencegah penyebaran sel-sel kanker.
Menggunakan tikus dalam penelitian kanker usus besar manusia dan kanker payudara yang parah, Liu mengatakan mereka mengurangi metastasis dari tumor awal hingga 90 persen.
"Ukuran tumor jauh, jauh lebih kecil ...dan dalam beberapa hal, kami tidak melihat metastasis sama sekali dengan cara ini,” kata Liu.
Kedua peneliti universitas Georgia itu berencana untuk mengembangkan obat yang menghambat penyatuan P68 dan kalmodulin, dan mereka berharap nantinya bisa melakukan uji klinis dengan manusia penderita kanker.
Penemuan Zhi-Ren Liu dan Jenny Yang mengenai peran dari dua protein dalam metastasis kanker ini dimuat dalam artikel yang diterbitkan majalah Nature Communications.