Para eksportir batubara terbesar di Indonesia dan Afrika Selatan akan meningkatkan pasokan batu bara termal (untuk pembangkit listrik) ke negara pembeli utama mereka, yaitu India, untuk mendapatkan kembali pangsa pasar di negara pengimpor bahan bakar terbesar kedua di dunia itu.
Indonesia dan Afrika Selatan merupakan pemasok utama batubara termal ke India. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, keduanya kehilangan pangsa pasar karena kalah bersaing dengan Amerika Serikat, Rusia, dan Australia, akibat terjadinya perubahan besar dalam rute perdagangan yang disebabkan isu geopolitik.
Seiring menurunnya minat Eropa terhadap batu bara, para penambang di Indonesia dan Afrika Selatan kini berlomba-lomba untuk mendapatkan pangsa yang lebih besar di pasar impor batu bara India yang stabil.
“Batu bara kami memiliki kadar sulfur rendah dan nilai kalori yang tinggi, sehingga ini menjadi keunggulan (kami) dalam memasok batu bara ke pasar India. Produksi baja India sekiranya berjalan lancar, dan ini hal yang bagus bagi Afrika Selatan," kata Kgabi Masia, kepala operasional pengolahan batu bara di perusahaan Exxaro Resources, pada acara konferensi Coaltrans India minggu ini.
Demi memperoleh keuntungan atas tawaran harga yang lebih tinggi, Afrika Selatan sempat berpaling dari India dan beralih meningkatkan suplai bahan bakar untuk pembangkit listrik di Eropa, setelah dimulainya perang Rusia dan Ukraina. Sementara itu, Indonesia kehilangan sebagian pangsa pasarnya karena kalah dari Australia, yang meningkatkan suplainya ke China.
“Kami akan memasok 60 juta ton (batu bara) dari Afrika Selatan hingga akhir Maret 2025, yang berarti kami akan dapat memasok lebih banyak lagi ke India," lanjut Masia.
Pangsa pasar Afrika Selatan dari impor batu bara termal India turun menjadi 16 persen pada tahun 2023, yang sebelumnya rata-rata berkisar 22 persen dalam tiga tahun terakhir sebelum pandemi COVID-19 melanda. Pangsa pasar Indonesia sendiri turun menjadi 58 persen pada tahun 2023 dari 65 persen pada tahun 2022.
Indonesia diperkirakan akan memasok sebanyak 110 juta ton ke India pada tahun 2024, menurut Manajer Senior Pemasaran Internasional Adaro Energy Ardian Rosadi Budiman. Angka itu hampir tujuh persen lebih tinggi daripada jumlah yang dipasok pada tahun 2023, yaitu 103 juta ton.
Indonesia, yang merupakan eksportir bahan bakar untuk pembangkit listrik terbesar di dunia, menargetkan produksi batu baranya sebanyak 710 juta ton tahun ini.
“Meskipun ada kenaikan permintaan domestik, kami masih berharap permintaan India untuk batubara Indonesia tetap kuat,” kata Budiman pada acara konferensi yang sama. [br/jm]