Kampanye Pilpres Taiwan Fokus pada Hubungan dengan China Daratan

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen berbicara dalam konferensi pers di Taipei, Taiwan, 5 Januari 2019.

Nominasi Presiden Tsai Ing-wen minggu ini oleh partai yang berkuasa di Taiwan untuk masa jabatan kedua akan memulai musim kampanye yang ditandai oleh hubungan antara pulau itu dengan China daratan yang sulit dan makin tegang.

Tsai tidak akan berbicara dengan para pejabat di Beijing kecuali jika pemerintah Komunis China membatalkan permintaannya agar dia menyatakan Taiwan sebagai bagian dari satu China.

Tsai, sarjana hukum berusia 62 tahun yang pertama kali dipilih pada 2016 itu, diperkirakan akan mencalonkan diri dengan Partai Progresif Demokrat melawan kandidat Partai Nasionalis oposisi yang lebih menyukai keterlibatan dengan Beijing. Pandangan mereka akan mewarnai kampanye yang akan berlangsung sampai warga Taiwan pergi ke tempat-tempat pemungutan suara pada Januari mendatang.

China telah mengklaim kedaulatan atas Taiwan sejak perang saudara tahun 1940-an, ketika kaum Nasionalis dikalahkan oleh Komunis dan melarikan diri ke Taiwan serta mendirikan pemerintahan mereka sendiri di pulau titu. China menegaskan bahwa kedua pihak pada akhirnya nanti akan bersatu. Taiwan mulai berdemokrasi pada 1980-an dan pada Januari lalu sebuah jajak pendapat pemerintah mendapati bahwa sekitar 80 persen warga Taiwan menentang penyatuan dengan China daratan. [lt]