Kampanye Trump Tampak Berantakan Setelah Ia Membuat Sejumlah Tokoh Partai Republik Marah

Capres Partai Republik AS Donald Trump melambaikan tangannya setelah berpidato di acara kampanye di Jacksonville, Florida, Rabu (3/8).

Donald Trump berkampanye di Florida Rabu (3/8) setelah beberapa hari menghadapi kritik keras dari kedua partai utama di Amerika. Kandidat presiden dari Partai Republik ini telah membuat marah anggota partainya sendiri dengan tidak menunjukkan rasa hormat bagi para pemimpin senior partai, orang tua dari seorang pahlawan yang tewas di medan perang, perempuan dan banyak lainnya.

Beberapa anggota Partai Republik mengatakan secara terbuka bahwa November nanti, mereka akan memilih kandidat Demokrat, karena mereka menganggap Trump tidak cocok untuk menjadi presiden. Tapi sepertinya tidak ada yang menggoyang pendukung Trump, termasuk veteran perang, perempuan dan banyak orang muda.

Jajak pendapat menunjukkan saingannya, Hillary Clinton, unggul dengan selisih yang cukup, tapi setidaknya 20 persen pemilih mengatakan mereka masih ragu-ragu.

Dalam beberapa hari terakhir, Trump telah menuai kemarahan dari Partai Republik di Kongres karena menolak untuk mendukung Ketua DPR Paul Ryan dan anggota senior partai John McCain dalam kampanye pemilihan masing-masing.

Perseteruan Trump dengan orang tua seorang tentara Muslim Amerika yang tewas dalam perang di Irak telah memicu beberapa tokoh terkemuka Partai Republik mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa mereka tidak sependapat dengannya.

Salah satunya adalah Senator dari Florida Marco Rubio.

"Keluarga Khan adalah keluarga heroik dan putra mereka adalah pahlawan. Kapten Khan adalah seorang pahlawan Amerika," ujarnya.

Meskipun berbeda pendapat, banyak pemimpin Republik sejauh ini mengabaikan himbauan untuk menolak Trump, termasuk Rubio.

"Ini merupakan pilihan, dalam pikiran saya, antara seseorang yang tidak saya setujui dalam banyak hal dan seseorang yang tidak saya setujui dalam setiap masalah. Itu adalah pilihan di hadapan kita. Saya tidak akan pernah melakukan apa pun untuk membantu Hillary Clinton menjadi presiden Amerika Serikat," lanjut Rubio.

Pada hari Rabu di Daytona Beach, Florida, Trump melanjutkan tuduhan-tuduhan terhadap kandidat Partai Demokrat itu.

"Kita membiarkan ISIS mengambil posisi ini. Itu karena Hillary Clinton. Dia seharusnya mendapatkan penghargaan dari mereka sebagai pendiri ISIS," kata Trump.

Kandidat Partai Republik itu telah menuduh Demokrat mengirim pekerjaan manufaktur AS ke luar negeri. Tapi Clinton mengatakan dalam kampanye di Denver, Colorado bahwa Trump melakukannya sendiri.

Sambil menunjukkan dasi dengan merek Trump, Clinton berseru, "Saya benar-benar ingin dia menjelaskan mengapa dia membayar pekerja China untuk membuat dasi Trump. Ini salah satunya. Di dasi ini ada namanya, tentu saja."

Menurut Clinton, setelan jas Trump bisa dibuat di Ohio, tetapi malah buatan Meksiko, perabotannya dibuat di Turki bukannya di Pennsylvania, dan bingkai fotonya dibuat di India, bukan di Wisconsin.

"Kami telah melakukan survei cepat di seluruh Amerika, dan Anda dapat mengunjungi website kami, dan Anda dapat melihat tempat-tempat di negara kita di mana barang-barang yang dibuat Donald Trump di China, Meksiko, Turki, Slovenia, Bangladesh dan di tempat-tempat lain di dunia – semuanya bisa dibuat di sini di Amerika," lanjut mantan ibu negara AS.

Apakah kedua kandidat itu tulus atau tidak, para pendukung tetap berdiri tegak di belakang mereka. Calon yang menang mungkin adalah salah satu yang mendapatkan dukungan dari sejumlah besar pemilih yang belum membuat keputusan. [as/lt]