Kapal SAR China di Laut yang Disengketakan Digambarkan sebagai Upaya Humas

Kapal dan helikopter milik pemerintah China dalam laithan SAR dekat Qilian Yu, bagian dari kepulauan Paracel (dalam bahasa China: Pulau Xisha) di Laut China Selatan, 14 JUli 2016. (Foto: dok).

Beijing telah menempatkan kapal SAR permanen pertamanya di bagian Laut Cina Selatan yang sangat disengketakan sebagai langkah hubungan masyarakat setelah membuat gelisah negara-negara yang lebih kecil dengan pembangunan dan perluasan fasilitas militer di perairan itu, kata para analis.

Kementerian Transportasi di China mengirim kapal itu, yang dinamai "South Sea Rescue 115" ke Kepulauan Spratly pada tanggal 27 Juli, kata kantor berita resmi Xinhua. Kapal itu mampu beroperasi dalam badai dan ombak hingga enam meter, menurut Xinhua. Kapal itu juga dilengkapi dengan landasan helikopter. Lebih banyak kapal semacam itu akan dibangun, tambah kantor berita pemerintah itu.

Biro Penyelamatan dan Pertolongan kementerian itu akan “secara konsisten meningkatkan mekanisme siaga di wilayah Laut China Selatan untuk melaksanakan tugas dan kewajiban maritim dengan lebih baik di bawah perjanjian internasional,” kata kepala biro itu, Wang Zhenliang, seperti dikutip oleh Xinhua.

Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam saling mengklaim seluruh atau sebagian wilayah yang diklaim oleh China yang meliputi hingga sekitar 90 persen dari Laut Cina Selatan termasuk Kepulauan Spratly. Laut, yang meliputi wilayah seluas 3,5 juta kilometer persegi itu ditengarai kaya ikan, minyak, gas alam, dan merupakan jalur laut yang sangat penting. [lt]