Puluhan warga dievakuasi dan sedikitnya 10 rumah hancur akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tak terkendali di pinggiran utara Perth, kota di pesisir barat Australia. Kebakaran berlangsung pada waktu terjadi gelombang panas pada musim semi, kata pihak berwenang pada Kamis (23/11).
Tidak ada laporan mengenai korban jiwa, tetapi beberapa petugas pemadam mengalami cedera ringan termasuk karena menghirup asap, kata Komisaris Departemen Kebakaran dan Layanan Darurat negara bagian Western Australia Darren Klemm.
Kebakaran mulai terjadi Rabu sore di perkebunan pinus di pinggiran timur laut Perth dan meluas semalam oleh angin berkecepatan 60 kilometer per jam, kata pengawas kebakaran Clinton Kuchel. Penyebab kebakaran masih diselidiki.
Suhu di Perth diperkirakan mencapai maksimum 40 derajat Celsius pada hari Kamis – luar biasa panas untuk musim semi di Belahan Bumi Selatan – dan angin masih tetap kencang.
“Perth sedang mengalami … kondisi gelombang panas. Jadi kondisi ini ditambah dengan kebakaran, dapat Anda bayangkan kondisi yang harus diatasi para petugas pemadam dan staf pendukung kami. Ini benar-benar menantang,” kata Kuchel kepada Australian Broadcasting Corp.
“Sementara kami sedang membangun jalur penahan kebakaran, kondisi dan lingkungannya sedemikian rupa sehingga meskipun kami dapat menahannya, api mungkin tidak dapat dibendung sepanjang waktu. Mungkin akan menyebar. Jadi ini benar-benar lingkungan yang sangat menantang dan dinamis,” lanjut Kuchel.
Tiang-tiang listrik rusak dan 544 rumah mati listrik pada hari Kamis. Sekitar 130 orang melewatkan Rabu malam di pusat evakuasi, kata Deputi PM Western Australia Rita Saffioti.
“Prakiraan cuaca hari ini sangat buruk. Suhu diperkirakan mencapai maksimum 40 derajat, dan angin terus kencang. Ini akan menjadi hari yang sulit bagi semua orang,” kata Saffioti kepada pers.
Klemm mengatakan 150 petugas pemadam akan memerlukan waktu berhari-hari untuk mengatasi karhutla. [uh/ab]