Beijing kembali menerapkan penutupan wilayah dan penghentian seluruh kegiatan atau lockdown secara ketat, dan melakukan uji medis massal terhadap warganya, setelah sebuah kelompok atau kluster baru kasus virus corona muncul di salah satu pasar grosir terbesar di kota itu.
Ibu kota itu menuju apa yang disebut media pemerintah China sebagai “wartime mode” setelah 100 kasus baru dilaporkan terjadi di sekitar pasar grosir Xinfadi di distrik Fengtai, di barat daya Beijing.
Kota itu telah mengerahkan 100 ribu petugas pengendali wabah, dan menetapkan kebijakan lockdown yang ketat di sedikitnya 28 kawasan. Seluruh sekolah, fasilitas olahraga dan hiburan yang sebelumnya dijadwalkan akan dibuka kembali, kini ditutup.
Para pejabat di Beijing melarang warga yang tinggal di daerah-daerah berisiko tinggi untuk meninggalkan ibu kota. Sementara taksi atau layanan kendaraan bersama dilarang mengangkut orang dari luar kota itu.
Para analis mengatakan tanggapan yang kuat itu sangat penting bagi Partai Komunis China, PKC, yang berkuasa, setelah partai itu membangun dukungan di dalam negeri dengan menyatakan keberhasilan mengatasi Covid-19, meskipun awalnya sempat menutup-nutupi perebakan virus mematikan itu dan salah langkah. Namun sebagian pakar yakin langkah yang diambil Beijing kali ini terlalu keras dan warga menyerukan langkah-langkah yang lebih ramah untuk mengendalikan wabah itu.
Menurut Komisi Kesehatan Kota Beijing, ada 106 kasus baru Covid-19 di Beijing sejak perebakan lokal dilaporkan terjadi pada 12 Juni, yang pertama dalam hampir dua bulan. Seluruh pasien kini dirawat di RS Ditan di Beijing. [em/pp]