Kurva Covid-19 di Indonesia masih belum landai hingga hari ini. Yang tak kalah memprihatinkan, masih banyak masyarakat yang enggan menerapkan protokol kesehatan. Presiden Joko Widodo menginstruksikan semua pihak untuk lebih memaksimalkan kampanye protokol kesehatan.
“Saya ingin fokus saja mungkin dalam dua minggu ini. Kita fokus kampanye pakai masker, nanti dua minggu berikut kampanye jaga jarak atau cuci tangan misalnya. Dua minggu berikut tadi tidak dicampur urusan cuci tangan, jaga jarak, tidak berkerumun, tidak pakai masker, kalau barengan mungkin untuk (kalangan) menengah atas bisa ditangkap secara cepat, tapi yang di bawah ini yang menurut saya memerlukan satu per satu,” ungkap Jokowi dalam Rapat Terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (3/8).
Menurutnya, salah satu cara yang mungkin ampuh adalah dengan melibatkan komunitas masyarakat. Ia ingin komunitas ibu-ibu PKK bisa terjun langsung ke lapangan untuk mengkampanyekan hal tersebut.
“Saya ingin ini melibatkan PKK, kita coba PKK istri Mendagri yang nanti, saya ga tau kalau ibu-ibu khawatir Covid nanti kita rem. Kalau ibu-ibu siap saya kira PKK sangat efektif untuk door to door urusan masker, urusan perubahan perilaku harus betul-betul kita lakukan dengan komunikasi di TV dan medsos secara masif dalam dua minggu ini dengan cara berbeda,” jelasnya.
Jokowi Akui Angka Kematian Akibat Covid-19 di Indonesia di Atas Global
Jokowi juga mengakui bahwa angka kematian akibat virus corona di Tanah Air lebih tinggi dari rata-rata global. Ia menginstruksikan semua pihak untuk bekerja keras guna menekan angka kematian ini.
“Kita tahu sampai kemarin sudah ada 111.000 lebih kasus dengan case fatality rate 4,7 persen , dan angka kematian di Indonesia lebih tinggi 0,8 persen. Lebih tinggi dari kematian global. ini saya kira yang harus menjadi PR besar kita bersama,” imbuhnya.
Meski begitu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mensyukuri angka kesembuhan juga terus meningkat, dan kini pada level 61,9 persen.
Realisasi Stimulus Penanganan Covid-19 Baru Terserap 20 persen
Serapan anggaran yang disiapkan pemerintah untuk mengatasi pandemi tidak menunjukkan kemajuan yang signifikan. Dari Rp695 triliun, hanya Rp141 triliun atau sekitar 20 persen yang baru terserap
Dari jumlah tersebut, penyerapan terbesar ada pada perlindungan sosial yang mencapai 39 persen, dan stimulus untuk UMKM yang mencapai 25 persen.
BACA JUGA: Sektor UMKM Paling Terdampak Covid-19“Hati-hati ini. Yang belum ada Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA)-nya aja masih gede banget mungkin 40 persenan. DIPA aja belum ada gimana mau realisasi? Artinya di kementerian dan lembaga aura krisisnya belum, ya belum, masih kejebak pada pekerjaan harian, gak tau prioritas yang harus dikerjakan. Saya minta Pak Ketua urusan ini didetailkan satu per satu dari menteri terkait sehingga manajemen krisis kelihatan lincah, cepat trouble shooting, smart shortcut dan hasilnya betul-betul efektif. Kita butuh kecepatan,” tegasnya.
Jokowi Sebut Daya Saing Digital Indonesia Rendah
Dalam masa pandemi, transformasi digital sangat dibutuhkan karena adanya peralihan aktivitas dari offline menjadi online. Namun Jokowi menyebut, daya saing digital Indonesia di tingkat dunia masih sangat rendah.
BACA JUGA: Klaster Perkantoran Meningkat, Satgas Covid-19 Sarankan Kembali 'WFH'Berdasarkan data dari IMD World Digital Competitiveness pada tahun 2019, Indonesia menempati peringkat 56 dari 63 negara. “Memang kita di bawah sekali, lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara tetangga kita di ASEAN, misalnya Thailand di posisi 40, Malaysia di posisi 26, Singapura di posisi nomor 2," ungkap Jokowi.
Karena kondisi ini, Jokowi menginstruksikan jajaran kementeriannya untuk mempercepat perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital. Salah satunya adalah dengan mempercepat penyediaan layanan internet di 12.500 desa atau kelurahan dan titik-titik layanan publik.
“Kedua persiapkan betul roadmap transformasi digital di sektor-sektor strategis baik di pemerintahan, di layanan publik, di bantuan sosial, di sektor pendidikan, di sektor kesehatan, di sektor perdagangan, di sektor industri, di sektor penyiaran. Jangan sampai infrastruktur digital yang sudah kita bangun justru utilitasnya sangat rendah. Ketiga percepat integrasi pusat data nasional,” jelasnya.
Mengingat transformasi digital membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang handal, kata Jokowi, Indonesia butuh sembilan juta talenta digital dalam 15 tahun ke depan.
Your browser doesn’t support HTML5
“Ini perlu betul-betul sebuah persiapan untuk kurang lebih 600.000 (SDM) per tahun sehingga kita bisa membangun sebuah ekosistem yang baik bagi tumbuhnya talenta-talenta digital kita,” tuturnya.
Kasus Corona di Indonesia Capai 113.134
Kasus Covid-19 masih terus bertambah sampai hari ini. Berdasarkan data dari yang dilansir dari www.Covid19.go.id, Senin (3/8), Indonesia kini memiliki 113.134 kasus Covid-19, setelah ada penambahan 1.679 kasus baru hari ini.
Selain itu, dilaporkan ada 1.262 pasien yang sudah diperbolehkan pulang hari ini, sehingga total pasien yang telah pulih mencapai 70.237. Jumlah kematian masih terus meningkat. Sebanyak 66 orang meninggal dunia, sehingga jumlah total penderita yang meninggal pun menjadi 5.302. Sementara itu jumlah suspek yang sedang dipantau kini mencapai 77.572. [gi/ab]