Italia melaporkan kasus infeksi virus korona di negara itu melonjak hingga 45 persen dalam satu hari, ketika beberapa negara lain di Eropa melaporkan kasus pertama mereka Selasa (25/2).
Hal itu membuktikan bahwa para wisatawan menjadi pembawa virus itu dari Italia, yang kini menjadi pusat penularan utama di Eropa.
Pejabat-pejabat Eropa mengatakan 11 orang meninggal dan 322 kasus virus korona dikonfirmasi, atau 100 kasus lebih banyak dibanding sehari sebelumnya. Meskipun mayoritas kasus terpusat di bagian utara Italia, sebagian kasus baru dilaporkan terjadi di dua kawasan, termasuk tiga kasus di Sisilia, dua di Tuscany dan satu di Liguria.
Sepasang warga Italia dari bagian utara yang positif tertular virus korona di Kepulauan Canary dan terpaksa dikarantina di hotel mereka, Mereka menggambarkan situasi karantina sebagi “ini rasanya seperti monyet di dalam kandang.”
Austria, Kroasia dan Swiss juga telah melaporkan kasus virus korona pertama, yang semuanya terjadi pada orang-orang yang baru-baru ini melawat ke Italia.
Sama seperti tujuh kasus kematian sebelumnya, empat kasus kematian baru di Italia terjadi pada pasien lansia yang menderita penyakit lain.
Di tengah lonjakan kasus dan masalah distribusi peralatan pelindung, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte membela langkah-langkah yang diambil Italia untuk menanggulangi wabah itu. Namun ia mengakui bahwa peningkatan jumlah kasus itu “mengkhawatirkan.”
“Jelas saya tidak dapat mengatakan bahwa saya tidak khawatir, karena tidak ingin ada yang berpikir kita meremehkan keadaan darurat ini,” ujarnya sebelum melangsungkan pertemuan dengan misi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). “Namun kami percaya dengan langkah-langkah yang telah kami ambil. Dampaknya akan terasa dalam beberapa hari mendatang,” tambahnya.
Italia telah menutup seluruh sekolah, museum dan bioskop di dua kawasan, dan pasukan tentara memberlakukan karantina di sekitar 10 kota di Lombardi dan pusat wabah di Veneto, Vo’Euganeo.
Sejumlah sponsor pameran perdagangan furnitur dan desain terbesar di dunia yang akan dilangsungkan di Milan, pada Selasa (25/2) malam, mengumumkan untuk menangguhkan acara itu karena khawatir dengan penularan virus tersebut. Milan adalah ibu kota kawasan Lombardi. [em/pp]