Para pengawas dari Kongres Amerika telah mengungkapkan kasus kedua mengenai limbah berbahaya di pangkalan militer Amerika di Afghanistan.
Para pengawas dari Kongres Amerika telah mengungkapkan kasus kedua mengenai limbah di pangkalan militer Amerika di Afghanistan, di mana sistem pembakaran sampah bernilai 11 juta dolar tidak dimanfaatkan maksimal sehingga mengakibatkan sebagian besar sampah dibakar di lubang terbuka.
Kantor Inspektur Jenderal Khusus Rekonstruksi Afghanistan (SIGAR) mengatakan, Kamis, para penyelidiknya baru-baru ini pergi ke Kamp Leatherneck di propinsi Helmand dan menemukan bahwa hanya dua dari empat tanur pembakaran sampah padat yang beroperasi.
Kantor itu mengatakan, dua tanur berkapasitas 12 ton tidak digunakan dalam kapasitas penuh, sementara dua tanur berkapasitas lebih besar (24 ton) tidak digunakan sama sekali karena kontrak untuk operasi dan perawatannya belum diperoleh.
Inspektur Jenderal Khusus John Sopko mengangkat isu itu dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Kepala Komando Pusat Amerika Jenderal Lloyd Austin dan merilisnya ke media. Sopko mengatakan, mesin-mesin pembakaran yang tidak dimanfaatkan maksimal mengakibatkan pangkalan militer itu membuang sampah di lubang-lubang pembakaran udara terbuka, dan menimbulkan resiko kesehatan bagi 13.500 anggota militer dan warga sipil.
Ia mengatakan menghirup asap beracun dari pembakaran sampah padat harian meningkatkan resiko gangguan-gangguan kesehatan jangka panjang seperti fungsi paru-paru yang menurun, asma, dan penyakit gangguan paru-paru kronis.
Inspektur jenderal khusus itu mengatakan, penggunaan berlanjut lubang pembakaran sejak pangkalan itu dibuka lima tahun lalu melanggar pedoman pemerintah dan peraturan militer Amerika yang menyebut metoda pemusnahan sampah itu hanya untuk sementara.
Sopko menyerukan agar para pemimpin militer Amerika berhenti menggunakan lubang pembakaran sesegera mungkin dan menyetujui operasi empat tanur dalam kapasitas penuh.
Kantor Inspektur Jenderal Khusus Rekonstruksi Afghanistan (SIGAR) mengatakan, Kamis, para penyelidiknya baru-baru ini pergi ke Kamp Leatherneck di propinsi Helmand dan menemukan bahwa hanya dua dari empat tanur pembakaran sampah padat yang beroperasi.
Kantor itu mengatakan, dua tanur berkapasitas 12 ton tidak digunakan dalam kapasitas penuh, sementara dua tanur berkapasitas lebih besar (24 ton) tidak digunakan sama sekali karena kontrak untuk operasi dan perawatannya belum diperoleh.
Inspektur Jenderal Khusus John Sopko mengangkat isu itu dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Kepala Komando Pusat Amerika Jenderal Lloyd Austin dan merilisnya ke media. Sopko mengatakan, mesin-mesin pembakaran yang tidak dimanfaatkan maksimal mengakibatkan pangkalan militer itu membuang sampah di lubang-lubang pembakaran udara terbuka, dan menimbulkan resiko kesehatan bagi 13.500 anggota militer dan warga sipil.
Ia mengatakan menghirup asap beracun dari pembakaran sampah padat harian meningkatkan resiko gangguan-gangguan kesehatan jangka panjang seperti fungsi paru-paru yang menurun, asma, dan penyakit gangguan paru-paru kronis.
Inspektur jenderal khusus itu mengatakan, penggunaan berlanjut lubang pembakaran sejak pangkalan itu dibuka lima tahun lalu melanggar pedoman pemerintah dan peraturan militer Amerika yang menyebut metoda pemusnahan sampah itu hanya untuk sementara.
Sopko menyerukan agar para pemimpin militer Amerika berhenti menggunakan lubang pembakaran sesegera mungkin dan menyetujui operasi empat tanur dalam kapasitas penuh.