Pihak berwenang mempertanyakan bagaimana seorang yang mempunyai masalah kejiwaan bisa mendapat ijin memasuki markas Angkatan Laut AS di Washington.
Menteri Pertahanan Amerika Chuck Hagel memerintahkan evaluasi keamanan fasilitas militer Amerika diseluruh dunia pasca insiden penembakan maut hari Senin di kompleks Navy Yard, Washington DC. Pentagon mengatakan rincian mengenai evaluasi itu akan diumumkan Rabu.
Pihak berwenang mempertanyakan bagaimana seorang kontraktor militer Amerika, yang berlatar belakang masalah kekerasan dan jiwa, bisa mendapat ijin memasuki markas Angkatan Laut Amerika di Washington di mana ia menewaskan 12 orang hari Senin sebelum ditembak mati polisi.
Polisi mengatakan mereka tidak menemukan motif dibalik penembakan membabi buta oleh Aaron Alexis, usia 34 tahun, di kompleks Washington Navy Yard. Mereka juga mengatakan tidak menemukan bukti kaitan dengan teroris internasional, ataupun motif politik dan keagamaan atas tindakannya itu.
Alexis mendapat ijin memasuki markas itu meski pernah berurusan dengan polisi karena dua aksi kekerasan terkait senjata api, dan ia pernah dipecat dari pasukan cadangan Angkatan Laut Amerika dua tahun lalu karena serangkaian isu perilaku buruk.
Sejumlah laporan berita mengatakan pihak penyidik mendapati Alexis menderita paranoia, kesulitan tidur dan mendengar suara-suara di benaknya. Ia sebelumnya dirawat oleh Kantor Urusan Veteran sejak Agustus karena masalah kejiwaannya itu.
Tempat kerja Alexis, kontraktor bernama The Experts, mengatakan ia sempat bekerja di setidaknya enam fasilitas militer bulan Juli dan Agustus tanpa masalah.
Selasa pagi, sejumlah senator Amerika mengenang para korban dengan doa dan pengheningan cipta. Kemudian, di Tugu Angkatan Laut dekat gedung Kongres, Menteri Pertahanan Chuck Hagel, Kepala Staf Gabungan Militer Martin Dempsey, Walikota Washington Vincent Gray dan pejabat-pejabat senior lainnya meletakkan karangan bunga sebagai penghormatan bagi para korban yang ditembak mati.
Pihak berwenang mempertanyakan bagaimana seorang kontraktor militer Amerika, yang berlatar belakang masalah kekerasan dan jiwa, bisa mendapat ijin memasuki markas Angkatan Laut Amerika di Washington di mana ia menewaskan 12 orang hari Senin sebelum ditembak mati polisi.
Polisi mengatakan mereka tidak menemukan motif dibalik penembakan membabi buta oleh Aaron Alexis, usia 34 tahun, di kompleks Washington Navy Yard. Mereka juga mengatakan tidak menemukan bukti kaitan dengan teroris internasional, ataupun motif politik dan keagamaan atas tindakannya itu.
Alexis mendapat ijin memasuki markas itu meski pernah berurusan dengan polisi karena dua aksi kekerasan terkait senjata api, dan ia pernah dipecat dari pasukan cadangan Angkatan Laut Amerika dua tahun lalu karena serangkaian isu perilaku buruk.
Sejumlah laporan berita mengatakan pihak penyidik mendapati Alexis menderita paranoia, kesulitan tidur dan mendengar suara-suara di benaknya. Ia sebelumnya dirawat oleh Kantor Urusan Veteran sejak Agustus karena masalah kejiwaannya itu.
Tempat kerja Alexis, kontraktor bernama The Experts, mengatakan ia sempat bekerja di setidaknya enam fasilitas militer bulan Juli dan Agustus tanpa masalah.
Selasa pagi, sejumlah senator Amerika mengenang para korban dengan doa dan pengheningan cipta. Kemudian, di Tugu Angkatan Laut dekat gedung Kongres, Menteri Pertahanan Chuck Hagel, Kepala Staf Gabungan Militer Martin Dempsey, Walikota Washington Vincent Gray dan pejabat-pejabat senior lainnya meletakkan karangan bunga sebagai penghormatan bagi para korban yang ditembak mati.