Seorang menteri Jepang, Rabu (28/4), mengatakan bahwa langkah-langkah pencegahan COVID-19 masih menjadi tantangan terbesar bagi penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas Tokyo 2020.
Pada rapat ketujuh mereka untuk membahas keamanan terkait COVID dalam Olimpiade, Wakil Ketua Sekretaris Kabinet Kazuhiro Sugita mengatakan pemerintah Jepang sedang meninjau kajian untuk langkah-langkah pencegahan sementara para atlet dan ofisial turnamen bertolak ke negara itu.
Penyelenggara di Tokyo dan Komite Olimpiade Internasional pada hari Rabu (28/4) mendorong rencana untuk membuka Olimpiade Tokyo dalam waktu kurang dari tiga bulan, dengan mengungkapkan seperangkat pedoman terbaru untuk memperlihatkan bahwa pesta olah raga itu dapat diselenggarakan semasa pandemi.
BACA JUGA: Warga Tokyo Skeptis Soal Penyelenggaraan OlimpiadeTokyo, Osaka dan beberapa daerah lain ditetapkan dalam keadaan darurat ketiga pekan ini, dan jumlah kematian akibat COVID-19 di Jepang telah melampaui 10 ribu. Angka itu terhitung bagus menurut standar global, tetapi buruk dibandingkan dengan tempat-tempat lain di Asia seperti Taiwan, Vietnam, Thailand atau Korea Selatan.
Situasi darurat telah menutup toserba, taman hiburan, serta bar dan restoran yang menyajikan minuman beralkohol. Ini juga menyebabkan pertandingan-pertandingan bisbol terpaksa berlangsung di stadion yang kosong setelah mengizinkan fans menontonnya pada sebagian besar masa pandemi.
Sugita mengatakan ia berharap akan dilakukan diskusi terkait penonton dalam pertemuan lima pihak antara komite penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020, pemerintah Metropolitan Tokyo, pemerintah Jepang, Komite Olimpiade Internasional dan Komite Paralimpiade Internasional yang juga diselenggarakan Rabu. [uh/ab]