Ribuan pedagang Pasar Klewer Solo masih menyelamatkan barang dagangannya yang tersisa dari kebakaran yang terjadi sejak Sabtu malam (27/12) hingga Senin siang (29/12).
Aktifitas perdagangan di pasar tersebut lumpuh. Pemadam kebakaran masih terus menyemprotkan air ke bara api yang masih terlihat di dalam kompleks pasar Klewer Solo. Tumpukan arang dan bangunan yang hitam legam bekas terbakar tampak menghiasi bangunan cagar budaya tersebut.
Salah seorang pedagang, Gunawan, berharap aktifitas perdagangan di pasar ini kembali menggeliat meski di pasar darurat. Menurut Gunawan, liburan akhir tahun ini menjadi puncak padatnya pembeli dan wisatawan yang berkunjung ke Pasar ini.
“Ya kami ingin aktifitas perdagangan di Pasar ini kembali pulih, meski hanya di pasar darurat. Kami ingin pasar Klewer ini segara diperbaiki. Jangan sampai aktifitas di pasar ini lumpuh, berhenti. Walau hanya separuh dari pedagang di sini yang berjualan, ya harus tetap jalan dagangnya. Tetap berjualan,” kata Gunawan.
Tak hanya memikirkan barang dagangannya dan kios yang terbakar, Gunawan juga mengungkapkan bagaimana cara membayar hutang atau kredit modal usahanya yang belum lunas. Tak hanya modal usaha, Gunawan juga bingung mengangsur kredit mobil maupun biaya pekerja yang setiap hari mengangkut barang dagangannya dan mengelola kios batik dan tekstilnya di pasar ini.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia di Solo, Ismet Inono, mengatakan BI Solo akan berkoordinasi dengan perbankan agar memberi perlakukan khusus bagi pedagang pasar klewer yang menjadi korban Kebakaran agar memperlonggar hutangnya. Menurut Ismet, BI Solo belum menghitung nilai kredit macet yang diperkirakan akan terjadi awal tahun 2015 mendatang akibat kebakaran di Pasar klewer ini.
“Ya sebetulnya kalau inflasi jelas akan terkena dari musibah kebakaran, tapi tahun 2014 ini kan tinggal beberapa hari saja, tidak akan terpengaruh banyak. Yang jelas nanti inflasi akan terdampak saat di awal kuartal pertama tahun 2015 mendatang, perekonomian di Solo akan menurun," jelas Ismet Inono.
"Kalau dari transaksi perdagangannya kan bisa kita lihat, Pasar klewer ini termasuk yang utama dari sektor perdagangan dan perkonomian kita di Solo, transaksinya bisa kita lihat dari kliring maupun RTGS-nya. Setiap hari kliring di Solo mencapai 2,8 hingga 3 Trilyun rupiah, sedangkan RTGSnya bisa lebih dari 3 trilyun, transaksi di Pasar klewer ini cukup signifikan menjadi tulang punggung ekonomi dan perdagangan masyarakt di Solo,” lanjutnya.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Solo, Mulyadi, mengatakan akan berkoordinasi dengan perbankan, lembaga keuangan dan lembaga penyalur kredit atau finance agar memberi kelonggaran bagi pedagang pasar Klewer yang masih memiliki hutang.
Menurut Mulyadi, ada sembilan bank yang juga menjadi korban kebakaran di Pasar Klewer Solo.
“Ya tentunya kalau ada ketidakmampuan dari para pedagang pasar yang jadi korban kebakaran ini membayar angsuran dalam waktu dekat ini, ya harusnya ada perlakuan khusus. Tidak hanya pada perbankan tetapi juga lembaga finance atau penyalur kredit, sehingga para pedagang ini bisa menunda membayar hutang atau kreditnya. Ini bisa memberi nafas untuk pedagang korban kebakaran," kata Mulyadi.
"Nanti ketika aktifitas pedagang dan pasar mulai pulih, baru kita berhitung lagi, apakah kredit itu di re-schedulling,memperpanjang masa pelunasan kredit, angsurannya diperkecil, atau bahkan ada pemutihan hutang atau kredit..artinya kalau ada tunggakan kredit akibat musibah kebakaran ini, para pedagang yang jadi korban harus diberi kemudahan,” jawabnya.
Sebagaimana diketahui, kebakaran di Pasar Klewer menghanguskan 2 ribuan kios maupun lapak sekitar 3.200an pedagang di pasar tersebut. Proses pemadaman api di Pasar tersebut membutuhkan waktu lebih dari 24 jam.
Perputaran uang di Pasar Klewer itu setiap hari mencapai 5 Milyar rupiah dengan pendapatan retribusi yang diterima pemkot Solo mencapai 1 Milyar rupiah per tahun. Pasar Klewer menjadi sentra batik dan tekstil.