Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan zona identifikasi pertahanan udara China tidak mempunyai keabsahan apapun di Jepang dan harus dicabut, Senin (25/11).
Perdana Menteri Jepang menyebut zona identifikasi pertahanan udara China yang mencakup wilayah di atas pulau-pulau yang disengketakan langkah yang berbahaya yang dapat menyebabkan masalah serius.
Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan dalam sidang parlemen hari Senin bahwa zona pertahanan udara itu tidak dapat ditegakkan. Ia menambahkan bahwa langkah tersebut tidak mempunyai keabsahan apapun di Jepang dan harus dicabut.
China mengumumkan hari Sabtu peraturan baru yang mengharuskan semua pesawat terbang di zona itu mengidentifikasi diri dan mematuhi semua perintah dari Beijing.
China telah menolak kecaman dari Amerika dan Jepang terhadap pemberlakuan peraturan itu.
Kementerian Pertahanan China mengatakan hari Senin bahwa kecaman itu tidak berdasar dan tidak bertanggung jawab. Kementerian itu mengatakan adalah hak China untuk menentukan zona pertahanan udara di daerah itu.
Jepang mengajukan protes resmi hari Sabtu, yang mengecam China karena memperuncing ketegangan bilateral mengenai kepulauan Senkaku, yang disebut Diaoyu di China.
Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan dalam sidang parlemen hari Senin bahwa zona pertahanan udara itu tidak dapat ditegakkan. Ia menambahkan bahwa langkah tersebut tidak mempunyai keabsahan apapun di Jepang dan harus dicabut.
China mengumumkan hari Sabtu peraturan baru yang mengharuskan semua pesawat terbang di zona itu mengidentifikasi diri dan mematuhi semua perintah dari Beijing.
China telah menolak kecaman dari Amerika dan Jepang terhadap pemberlakuan peraturan itu.
Kementerian Pertahanan China mengatakan hari Senin bahwa kecaman itu tidak berdasar dan tidak bertanggung jawab. Kementerian itu mengatakan adalah hak China untuk menentukan zona pertahanan udara di daerah itu.
Jepang mengajukan protes resmi hari Sabtu, yang mengecam China karena memperuncing ketegangan bilateral mengenai kepulauan Senkaku, yang disebut Diaoyu di China.