Menteri Luar Negeri John Kerry memberi hormat kepada bendera Amerika saat dinaikkan kembali dalam upacara, Jumat (14/8), yang menandai secara resmi dibukanya kembali Kedutaan Besar AS di Havana, Kuba. Upacara ini juga secara resmi menandai pemulihan kembali hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan tetangganya di sebelah selatan pesisir negara bagian Florida.
"Ini benar-benar saat yang tidak akan terlupakan," ujar Kerry, "sebuah hari untuk menyingkirkan halangan yang lalu dan menelusuri kemungkinan-kemungkinan baru."
Kerry adalah menteri luar negeri AS pertama yang mengunjungi Kuba sejak 1945. Ia menyampaikan sambutannya kepada pejabat dari kedua pemerintahan dan kerumunan masyarakat yang ingin turut menyaksikan saat bersejarah di hari yang cerah di ibukota Kuba ini.
Hadirin berdiri saat lagu kebangsaan kedua negara dimainkan dalam upacara.
"Presiden Obama dan Presiden Raul Castro mengambil keputusan yang berani untuk tidak lagi menjadi tawanan sejarah dan berfokus pada kesempatan-kesempatan yang ada hari ini dan esok hari," ujar Kerry.
Ia menambahkan bahwa pembaruan hubungan diplomatik kedua negara "tidak berarti kita harus melupakan masa lalu," dan mengingat peristiwa seperti krisis misil Kuba tahun 1962, "13 hari yang hampir membawa kita pada perang nuklir," ketika Amerika Serikat menyerukan kepada Uni Soviet untuk menyingkirkan misil-misilnya yang ditempatkan di Kuba untuk menarget AS.
Kerry mengunjungi Havana bersama sejumlah anggota Kongres AS dan tiga pensiunan Marinir AS - Larry Morris, Mike East, dan Jim Tracey - yang menurunkan bendera untuk terakhir kalinya di Havana bulan Januari 1961.
"Larry, Mike dan Jim melaksanakan tugasnya, tapi mereka juga berjanji - untuk suatu hari kembali ke Havana dan menaikkan kembali bendera Amerika," ujar Kerry. "Pada saat itu, tidak ada yang dapat menebak mereka harus menanti selama itu."
Mantan Presiden Dwight Eisenhower menutup Kedutaan AS pada pekan-pekan terakhirnya menjawab sebelum John F. Kennedy dilantik sebagai penggantinya tahun 1961.