Kejaksaan Perancis mengumumkan Selasa (25/8), mereka telah melancarkan penyelidikan atas serangan bersenjata pekan lalu di dalam kereta berkecepatan tinggi dari Amsterdam ke Paris sebagai terkait terorisme.
Jaksa Frederic Molins mengatakan, pria yang ditahan dalam serangan itu, Ayoub El-Khazzani, kini sedang diperiksa.
Molins mengatakan, pria asal Maroko berusia 25 tahun itu menonton video Islam radikal di telepon pintarnya, sesaat sebelum ia berjalan melalui lorong kereta dengan senapan, pistol, amunisi serta pisau.
Pihak berwenang diharapkan mengajukan beberapa tuntutan terhadapnya Selasa malam, termasuk percobaan pembunuhan ganda yang berkaitan dengan terorisme.
Khazzani diringkus oleh 3 warga Amerika, seorang di antaranya mengalami luka, dan seorang warga Inggris. Orang ketiga, warga Amerika keturunan Perancis yang mencoba merampas senjata-serbu Khazzani, tertembak dan masih dirawat di rumah sakit.
Pengacara hukum Khazzani menyangkal terdakwa itu punya motif terror, katanya kepada suratkabar Le Monde. Ia hanya bermaksud merampok penumpang.
Sumber-sumber keamanan Perancis dikutip mengatakan bahwa Khazzani terbang dari Berlin ke Istanbul pada 10 Mei. Kantor berita Perancis mengutip Molins yang mengatakan, Selasa bahwa beberapa minggu setelah itu, tanggal 4 Juni, Khazzani terbang dari kota Antakya di Turki, dekat perbatasan Suriah.
Presiden Perancis, Francois Hollande hari Senin menganugerahi medali Legion of Honor, penghargaan tertinggi Perancis kepada warga Inggris dan 3 warga Amerika yang meringkus Khazzani.