Kekerasan dengan senjata api di Amerika mencapai rekor tertinggi pada tahun 2017, di mana menurut LSM yang melacak kekerasan senjata api, ada lebih dari 60 ribu insiden yang menewaskan lebih dari 15 ribu orang. Mariama Diallo mengulas beberapa tahun dengan tingkat kekerasan senjata api terburuk di Amerika.
Pembantaian di Las Vegas pada 1 Oktober 2017 merupakan salah satu penembakan massal oleh pelaku tunggal dan menelan paling banyak korban jiwa dalam sejarah Amerika.
Penembak yang diidentifikasi sebagai Stephen Paddock melakukan serangan dari dalam kamar hotelnya terhadap 22 ribu pengunjung konser, menewaskan hampir 60 orang dan melukai ratusan lainnya. Petugas penegak hukum mengatakan Paddock tidak memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok teror internasional dan tidak memiliki catatan kriminal di kepolisian.
“Kami telah memeriksa seluruh arsip federal, negara bagian dan lokal; dan individu ini tidak memiliki catatan kriminal apapun," kata Sheriff Clark County di Nevada, Joe Lombardo.
Sebulan kemudian, tepatnya pada 6 November, seorang penembak memasuki gereja di pinggiran kota Texas dengan senjata serbu, menewaskan 26 orang dan melukai 20 lainnya yang sedang mengikuti misa Minggu.
Petugas-petugas penegak hukum mengatakan penembak jelas berniat membunuh sebanyak mungkin orang.
“Saya bisa mengatakan pada Anda bahwa lokasi kejadian itu sangat mengerikan, tidak ada kata-kata untuk menggambarkannya,” kata Pejabat FBI Christopher Combs.
Hal ini diperkuat oleh pejabat Departemen Keamanan Publik di Texas Freeman Martin. “Saya kira ia datang kesini dengan satu tujuan dan misi tunggal,” katanya.
Rosanne Solis yang menderita luka tembak di lengannya selamat dari insiden itu, dan masih ingat dengan sangat jelas ketika penembak melepaskan tembakan beruntut selama tujuh menit. ‘’Saya melihat mayat-mayat dan darah di mana-mana. Itu saja yang saya lihat karena saya tidak ingin keluar dari tempat di manasaya bersembunyi," jelasnya.
Sebuah rekaman 911, melaporkan penembakan di sebuah konser di Little Rock, Arkansas pada 1 Juli yang melukai 28 orang.
Pada tanggal 14 Juni, anggota Kongres Steve Scalise dan tiga lainnya ditembak ketika sedang melakukan latihan baseball di pinggiran Washington DC. Anggota faksi Republik dari negara bagian Louisiana itu tertembak di bagian pinggul dan membuatnya sempat berada dalam kondisi kritis. September lalu ia pulih dan kembali ke Capitol Hill.
“Tuhan memberkati setiap dan semua orang. Tuhan memberkati Amerika," kata Scalise.
Arsip Kekerasan Senjata Api (the Gun Violence Archive) mendefinisikan penembakan massal sebagai insiden tunggal di mana empat atau lebih orang, selain sang penembak, mengalami luka tembak atau tewas. Sepanjang tahun 2017, hal seperti ini terjadi lebih dari 340 kali di Amerika. [em/jm]