Kekeringan di Mekong Masuki Tahun ke-4; Terburuk dalam 60 Tahun

Seorang nelayan di atas perahu di Sungai Mekong yang dilanda kekeringan di Distrik Pak Chom di Provinsi Loei, Thailand timur laut, 31 Oktober 2019. Sungai tersebut memasuki tahun keempat kekeringan, dengan perubahan iklim serta pembangunan bendungan. (Foto: AFP)

Daratan Asia Tenggara memasuki tahun keempat kekeringan, dengan perubahan iklim serta pembangunan bendungan yang tak henti-hentinya menyebabkan korban yang tidak pernah terjadi sebelumnya di Sungai Mekong dan 65 juta orang yang bergantung pada sungai itu untuk penghidupan mereka.

Di Kamboja, kekeringan telah mendorong munculnya seruan pemerintah mengenai penghematan penggunaan air, terutama di daerah perdesaan, dengan mengatakan curah hujan dari musim hujan baru-baru ini “tidak akan cukup memenuhi kebutuhan mendesak,” dan laporan terpisah menyebutkan kapasitas air untuk irigasi hanya 20 persen.

BACA JUGA: Warga Mekong Berdoa Menjelang Awal Musim Hujan

Kementerian Sumber Daya Air juga mengemukakan dalam pernyataan baru-baru ini bahwa curah hujan yang lebih rendah diperkirakan terjadi tahun ini. Curah hujan yang mencapai rekor rendah selama tiga tahun berturut-turut telah menyebabkan kondisi terburuk sungai dalam kurun 60 tahun lebih, yang memukul hasil pertanian dan mata pencaharian warga.

Untuk menanggapinya, Komisi Sungai Mekong telah menyerukan rencana aksi yang berani dari enam anggotanya – Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam dan China – untuk mengatasi masalah utama yang dihadapi perairan penting di Asia Tenggara itu.

Komisi menginginkan ada langkah-langkah segera “untuk mengurangi krisis.” Ini mencakup pembentukan mekanisme pemberitahuan bersama mengenai fluktuasi ketinggian air yang tidak biasa, serta pada masa mendatang, operasi dan manajemen terpadu waduk dan bendungan pembangkit listrik tenaga air. [uh/ab]