Para aktivis HAM menyerukan agar para pejabat yang terlibat dalam penggunaan metode interogasi ekstrem badan intelijen AS, CIA, terhadap para tersangka teroris, digugat di pengadilan.
Ben Emmerson, utusan khusus PBB untuk urusan HAM dan kontra terorisme, menyatakan, laporan Senat AS tentang berbagai tindakan CIA setelah serangan 11 September, 2001, "menandaskan pentingnya pertanggung jawaban terhadap tindak kejahatan."
Kenneth Roth, direktur eksekutif organisasi Human Rights Watch, yang berkedudukan di AS, mengatakan, tindakan penyiksaan akan tetap menjadi 'pilihan kebijakan' bagi presiden-presiden masa depan, kecuali pejabat-pejabat terkait dituntut.
Komite Intelijen Senat merilis ringkasan laporan yang jauh lebih tebal itu hari Selasa, (9/12) yang menyatakan para tahanan CIA dianiaya dalam interogasi. Laporan itu menuduh CIA menyesatkan Kongres dan rakyat Amerika tentang efektivitas metode tersebut, yang mencakup kurungan di sel sempit, perampasan hak tidur, dan simulasi yang seakan-akan hendak menenggelamkan korban.
Senator Demokrat dari California, Dianne Feinstein, yang memimpin Komite Intelijen Senat menyebut tindakan CIA itu sebagai noda pada nilai-nilai Amerika. Presiden Barack Obama mengatakan kepada jaringan televisi berbahasa Spanyol “Univision” bahwa Amerika terlibat dalam kegiatan brutal. Dia menyebutnya kesalahan serius yang tidak boleh terulang lagi.