Kampanye referendum di Turki untuk memperpanjang kekuasaan Presiden Recep Tayyip Erdogan masih akan berlangsung sekitar dua minggu, tapi jajak pendapat menunjukkan, masih terlalu dini untuk menentukan hasilnya.
Kampanye yang menentangnya tidak punya banyak dukungan lewat media utama, dan semakin beralih ke media sosial; tetapi, kelompok hak asasi manusia menuduh kejaksaan kini menarget pengguna media sosial.
Video buatan mahasiswa Turki, Ali Gul tentang mengapa orang harus menolak referendum menekankan bahaya pemusatan kekuasaan yang terlalu besar di tangan satu orang dengan cara yang lucu. Video Itu segera menjadi viral di media sosial.
Pada akhir video, Gul secara retorik bertanya, "Apakah saya akan ditangkap jika video ini populer?."
Beberapa hari setelah videonya yang sukses itu, Gul mengeluarkan video lain.
“Saya tahu saya akan ditangkap karena membuat video ini. Sekarang saya akan pergi ke kejaksaan untuk membuat pernyataan. Saya mungkin akan ditangkap setelah itu; tapi itu tidak penting; Saya tidak takut," katanya.
Gul menambahkan, “Anak-anak dan pemuda bangsa ini layak mendapat kebebasan dan kebahagiaan, bukan ketakutan, pemenjaraan dan kematian.”
Ketakutan Gul segera menjadi kenyataan; ia ditangkap dan dipenjara, tetapi bukan karena video itu, melainkan untuk cuitannya yang dimuat dua tahun lalu yang dianggap menghina presiden, sebuah kejahatan yang bisa menyebabkan ia dihukum tiga tahun penjara. Gul membantah telah menulis cuitan itu, tetapi pengacaranya memperingatkan dia kemungkinan akan berada dalam tahanan pra-sidang selama berbulan-bulan. [ps/ii]