Amnesty International mendesak Tiongkok agar membebaskan seorang aktivis etnis Uighur yang menurut keluarganya disiksa dalam penjara dan dalam kondisi kesehatan yang buruk.
Kelompok tersebut pada hari Senin kembali menyerukan pembebasan Ablikim Abdureyim, putera pemimpin Uighur terkemuka di pengasingan, Rebiya Kadeer.
Abdureyim divonis bersalah pada tahun 2007 atas dakwaan terlibat kegiatan separatis dan dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara. Aktivis itu mengatakan kepada keluarga yang mengunjunginya di penjara di Urumqi pekan lalu, bahwa ia dikurung di sel tersendiri lebih dari satu bulan silam dan kesehatannya memburuk.
Amnesty International menyatakan perlakuan keras dimulai setelah Abdureyim menyaksikan insiden yang ingin ditutup-tutupi petugas penjara. Kepada anggota keluarganya, Abdureyim mengatakan ia menolak menandatangani dokumen yang menyatakan ia menyangkal telah menyaksikan “sebuah insiden kontroversial” yang tidak dijelaskan.