Kelompok milisi M23 terus memperoleh kekuatan di bagian timur Kongo yang dilanda perang, seiring semakin banyak kota jatuh ke tangan pemberontak, demikian kata beberapa sumber kepada AFP hari Minggu (30/6).
Kinshasa menuduh Rwanda mendukung kelompok pemberontak M23 yang dipimpin oleh suku Tutsi yang telah merebut beberapa wilayah di bagian timur Republik Demokratik Kongo dalam serangan dimulai pada tahun 2021. Hal ini telah dibantah Kigali.
Kelompok milisi M23 pada hari Minggu bergerak ke kota Kirumba, di provinsi Kivu Utara, yang telah diguncang aksi kekerasan sejak 2021 ketika kelompok itu melanjutkan kampanye bersenjata di wilayah tersebut. Kirumba adalah kota terbesar di selatan wilayah Lubero, tempat kelompok tersebut telah berkembang, dan merupakan pusat komersial besar dengan lebih dari 120.000 penduduk. Seorang pejabat kota yang tidak ingin disebut namanya, mengatakan kepada AFP, "Kami menyesal bahwa entitas besar (kota) ini sejak kemarin malam telah berada di tangan M23.”
Ditambahkannya, kelompok tersebut sekarang sedang menuju ke utara dari kota tersebut.
BACA JUGA: Kekerasan di Kongo, 3 Tentara Tewas, 1 Personel Penjaga Perdamaian PBB LukaJumlah Mereka Sangat Banyak
Seorang pemimpin Masyarakat sipil lain yang tidak ingin disebut namanya mengatakan "Jumlah mereka (M23) sangat banyak, ada yang datang dengan berjalan kaki dan yang lainnya dengan kendaraan.” Hal senada disampaikan seorang pejabat lokal lainnya, yang juga mengatakan bahwa para pemberontak telah tiba di kota itu, mengatakan bahwa mereka "menunggu reaksi pemerintah".
Presiden Felix Tshisekedi telah melangsungkan pertemuan dewan pertahanan Kongo pada hari Sabtu (29/6).
Dalam sebuah pidato untuk menandai Hari Kemerdekaan Republik Demokratik Kongo, Tshisekedi mengatakan "instruksi yang jelas dan tegas telah diberikan untuk menjaga keutuhan teritorial negara kita", tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
M23 pada hari Sabtu (29/6) berhasil merebut kota strategis Kanyabayonga, karena daerah-daerah lain di sekitarnya juga jatuh ke tangan pemberontak.
Kanyabayonga adalah rumah bagi lebih dari 60.000 orang dan puluhan ribu orang telah mengungsi ke sana dalam beberapa bulan terakhir, diusir dari rumah mereka oleh para pemberontak. Kota ini dianggap sebagai jalur menuju Butembo dan Beni di utara, benteng pertahanan suku Nande dan pusat-pusat komersial utama. Kota ini berada di wilayah Lubero, wilayah keempat di provinsi Kivu Utara yang telah dimasuki oleh kelompok ini setelah Rutshuru, Nyiragongo, dan Masisi. Beberapa pejabat dan sumber keamanan mengatakan kota-kota lain di dekat Kanyabayonga juga telah direbut oleh M23.
Wilayah timur Kongo yang kaya akan mineral telah diselimuti aksi kekerasan selama lebih dari 30 tahun oleh kelompok-kelompok bersenjata, baik yang berbasis di dalam negeri maupun di luar negeri, yang berawal dari perang regional pada tahun 1990-an. [em/jm]