Kelompok Muslim Amerika Berencana Boikot Acara Ramadan di Gedung Putih

  • Patsy Widakuswara

Sejumlah demonstran pendukung Palestina menggelar aksi demo saat kunjungan Presiden Joe Biden ke Warren, Michigan, pada 1 Februari 2024. (Foto: AP/Paul Sancya)

Warga Muslim Amerika yang marah atas dukungan Presiden Joe Biden kepada Israel mengatakan, mereka tidak akan mengambil bagian dalam perayaan Ramadan dan Idul Fitri di Gedung Putih pada tahun ini di saat mereka terus berupaya menuntut pemerintah agar segera mendorong gencatan senjata di Gaza.

Jika ada undangan yang datang, telah “dipahami secara luas” bahwa para pemimpin komunitas dan organisasi Muslim Amerika akan menolaknya, kata Robert McCaw, direktur Departemen Urusan Pemerintah di Dewan Hubungan Amerika-Islam, CAIR.

"Keputusan ini disebabkan oleh kegagalan pemerintah dalam memenuhi tuntutan komunitas Muslim, untuk segera melakukan gencatan senjata permanen dan segera," kata McCaw kepada VOA. "Dan penolakan pemerintah untuk berhenti memasok senjata buatan pabrik ke Israel, yang digunakan dalam genosida terhadap saudara-saudara Palestina kami di Gaza."

Di tengah laporan media yang menyebutkan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk mengurangi acara Ramadan di Gedung Putih, sekretaris pers Karine Jean-Pierre mengatakan, belum ada perayaan terkait bulan suci tersebut yang diumumkan kepada publik.

BACA JUGA: Utusan China Bertemu Pemimpin Hamas Saat Beijing Mulai Rambah Konflik Israel-Palestina

"Kami memahami bahwa ini adalah masa yang menyakitkan bagi sejumlah komunitas," katanya kepada VOA dalam konferensi persnya pada Senin (18/3). Sejumlah pejabat senior Gedung Putih telah bertemu dengan anggota komunitas Arab, Muslim dan Palestina "untuk berdiskusi tentang pandangan mereka, menyuarakan keprihatinan mereka, dan kami menyambut baik hal tersebut," tambahnya.

Penderitaan yang dialami warga Palestina "akan menjadi hal utama yang dipikirkan oleh banyak" Muslim pada Ramadan kali ini, ungkap Presiden Joe Biden dalam pernyataannya pada awal bulan suci Ramadan. "Ini juga menjadi yang saya terus pikirkan."

Sejak menjabat, Biden telah melanjutkan tradisi Gedung Putih dengan menjamu para pemimpin komunitas Muslim yang dimulai di era Presiden Bill Clinton pada 1996. Baik presiden dari Partai Republik maupun Demokrat telah menggelar acara buka puasa saat bulan Ramadan dan perayaan Idul Fitri untuk menandai berakhirnya Ramadan.

Namun tahun ini, selain berupaya menghindari rasa malu yang mungkin timbul akibat boikot yang masif, Gedung Putih tampaknya ingin menghindari kejadian di mana Biden mendapat teriakan dan pencelaan dari para pendukung Palestina. Kejadian seperti itu telah terjadi dalam beberapa kampanyenya di sejumlah wilayah AS. [ps/rs]