Kelompok separatis di Papua Barat telah menembak mati sedikitnya empat orang, kata polisi, Jumat (30/9). Aparat mengidentifikasi para korban sebagai pekerja konstruksi pada proyek jalan yang kontroversial dan telah lama tertunda.
Para pejabat mengatakan para korban sedang bekerja di jalan raya Trans Papua, sebuah proyek sepanjang 4.300 kilometer. Proyek infrastruktur itu sendiri telah dikritik oleh kelompok-kelompok hak asasi karena dianggap merusak lingkungan dan mengancam hak-hak adat orang Papua yang bergantung pada tanah.
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), sayap militer dari gerakan separatis utama Papua, mengaku bertanggung jawab atas serangan yang dilakukan pada Kamis (29/9).
BACA JUGA: Persoalan Papua Harus Dilihat MenyeluruhMereka mengatakan anggotanya menembak mati empat pekerja konstruksi karena mereka percaya bahwa mereka adalah mata-mata pemerintah.
Pemberontak "berhasil menembak mati empat perwira intelijen Indonesia yang menyamar sebagai pelaksana Proyek Jalan Trans Papua," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Kelompok separatis di Papua Barat telah melancarkan pemberontakan sengit terhadap tentara selama beberapa dekade. Serangan tersebut meningkatkan pada akhir-akhir ini dengan menargetkan warga sipil yang mereka tuduh memiliki hubungan dengan pemerintah.
BACA JUGA: Aktivis: Kasus Mutilasi oleh Aparat TNI di Papua Jadi Tamparan Keras dalam Penyelesaian KonflikJuru bicara kepolisian Papua Barat Adam Erwindi mengatakan 12 pekerja menjadi sasaran dalam serangan itu dan mengatakan tim petugas telah dikirim ke daerah tersebut.
"Masih dalam penyelidikan. Kami akan mengevakuasi korban dan mengunjungi lokasi kejadian," katanya saat konferensi pers.
Pemerintah mengatakan membangun jalan raya akan memfasilitasi barang dan jasa untuk penduduk setempat.
Pada Juli, pemberontak membunuh 10 orang saat mereka mengangkut barang, menuduh mereka bekerja untuk pemerintah. Pada Maret, separatis juga menembak mati delapan pekerja telekomunikasi. [ah]