Kementerian Luar Negeri Indonesia melaporkan hingga Selasa (7/2) warga negara Indonesia yang terluka akibat gempa di Turki berjumlah 10 orang.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah dalam jumpa pers di Jakarta menjelaskan dari total 10 WNI yang terluka itu, empat orang sudah mendapat perawatan di rumah sakit. Sementara, enam WNI lainnya akan dievakuasi ke Ankara untuk mendapat perawatan medis di ibu kota.
"Empat (orang) sudah dirawat di rumah sakit dan enam akan dievakuasi untuk perawatan di (Ibu Kota) Ankara. Empat tim KBRI Ankara sedang menuju lokasi gempa untuk mengevakuasi 104 WNI dari lima titik; Gaziantep, Kahramanmaras, Adana, Hatay, dan Diyarbakir," kata Faizasyah.
Ke-104 warga Indonesia tersebut, ungkap Faizasyah, akan dievakuasi ke Ankara. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ibu Kota Damaskus, Suriah, juga sudah mengirim tim menuju kota Aleppo dan Hama untuk memastikan apakah ada warga Indonesia yang menjadi korban.
Warga negara Suriah yang menjadi kontak KBRI Damaskus yang berada di Aleppo dan Latakia sejak kemarin sudah melihat situasi di lapangan dan mengunjungi rumah sakit setempat. Dari laporannya, sejauh ini belum ada informasi warga Indonesia menjadi korban gempa yang dampaknya juga sangat terasa di Suriah.
Menurut Faizasyah, pemerintah sudah mengirimkan bantuan satu kontainer bahan makanan yang merupakan bantuan awal. Bentuk bantuan selanjutnya masih dibahas di Jakarta oleh kementerian terkait. Dia belum bisa memastikan kapan bantuan selanjutnya akan dikirim.
Dia menegaskan Kementerian Luar Negeri terus berkoordinasi dengan KBRI Ankara dan KBRI Damaskus untuk memastikan perlindungan bagi warga negara Indonesia di wilayah bencana. Kedua KBRI juga sudah menyiapkan nomor kontak yang bisa dihubungi pihak keluarga di Indonesia untuk mengetahui kerabat mereka di Turki dan Suriah, yakni KBRI Ankara +905321352298 dan KBRI Damaskus +963954444810.
BACA JUGA: Lara dalam Gempa yang Meluluhlantakkan TurkiFaizasyah menyebutkan saat ini terdapat 1.557 warga Indonesia yang tinggal di Suriah, termasuk sekitar 500 orang yang menetap di wilayah terdampak gempa.
Pada jumpa pers tersebut, Duta Besar Indonesia untuk Suriah Wajid Fauzy mengatakan selama ini KBRI Damaskus memiliki tempat penampungan sementara bagi warga Indonesia di Kota Aleppo dan Latakia. Karena itu, beberapa petugas penampungan yang merupakan warga Suriah sudah mengunjungi lokasi terdampak gempa dan mengunjungi rumah sakit setempat untuk mencari tahu apakah ada warga Indonesia menjadi korban.
Tempat penampungan itu tadinya untuk menampung pekerja Indonesia di Aleppo dan Latakia yang terbelit masalah, tetapi untuk saat ini, menurut Wajid, difokuskan untuk menampung warga Indonesia yang terdampak gempa.
Wajid menambahkan KBRI Damaskus juga akan mempersiapkan tim berikutnya jika masih dibutuhkan. Terdapat lima provinsi di Suriah yang terdampak secara masif oleh gempa yang mengguncang Turki, yakni Aleppo, Latakia, Hama, Homs, dan Tartus. Di kelima provinsi itu terdapat 116 warga Indonesia, yaitu Aleppo (49), Latakia (34 orang), Tartus (20), Hama (10), dan Homs (3).
Hingga hari ini, dia menekankan tidak ada laporan korban warga Indonesia.
"Untuk penguatan mereka, pagi ini tim KBRI akan menuju ke Hama dan Aleppo. Pertama akan ke Jama untuk melihat atau memastikan dan mencari informasi mengenai kemungkinan WNI yang terdampak. Lalu akan melakukan penguatan di Aleppo," ujar Wajid.
Duta Besar Indonesia untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal menjelaskan dirinya dan tim KBRI Ankara dengan sebelas kendaraan, termasuk enam bus dan satu mobil ambulans, tengah dalam perjalanan menuju Gaziantep, untuk menyampaikan bantuan satu kontainer bahan makanan melalui Bulan Sabit Merah Turki.
"Tim ini akan dibagi menjadi empat, yaitu satu tim akan melakukan evakuasi dari Gaziantep. Ada 40 WNI kita di Gaziantep yang setelah kita lakukan verifikasi memang harus dilakukan evakuasi ke Ankara, karena rumahnya sudah hancur sama sekali," tutur Iqbal.
Rumah penampungan sementara kata Iqbal disiapkan pemerintah setempat sudah kelebihan kapasitas sehingga tidak mungkin lagi warga Indonesia tinggal di sana. Di Kahramanmaras terdapat 40 warga Indonesia yang juga harus dievakuasi ke Ankara, sedangkan seratus lainnya berada di tempat penampungan.
Di Diyarbakir ada 14 warga Indonesia yang akan dievakuasi ke Ankara. Di Adana ada satu keluarga dan sembilan lainnya di Hatay akan dievakuasi ke Ankara. Dari sembilan orang di Hatay ini, tiga orang mengalami patah tulang dan salah satunya patah tulang punggung.
Di luar itu, lanjut Iqbal, ada satu ibu dengan dua anaknya warga Indonesia tinggal di Provinsi Antalya, tetapi sampai sekarang belum dapat dihubungi. Kemudian di Diyarbakir juga terdapat dua pekerja asal Indonesia yang juga belum bisa dikontak.
BACA JUGA: Negara di Seluruh Dunia Kerahkan Bantuan untuk Korban Gempa di Turki dan SuriahDia menyebutkan proses evakuasi sulit dilakukan karena diperkirakan lebih dari sepuluh ribu bangunan hancur, cuaca juga sangat ekstrem. Dalam dua pekan terakhir, terjadi badai salju sehingga mobilitas sulit dilakukan. Suhu udara di lapangan juga minus tujuh derajat Celcius.
Gempa berkekuatan 7,8 magnitudo mengguncang wilayah tenggara Turki kemarin, menurut badan penaggulangan bencana Turki, AFAD, dan hingga hari ini telah menewaskan sedikitnya 3800 orang dan melukai 20426 lainnya di Turki. Sedangkan korban meninggal di Suriah sebanyak 1.444 orang dan 3.531 lainnya cedera. [fw/lt]