Kenaikan Harga BBM Tidak Lama Lagi

  • Iris Gera

Para pengguna sepeda motor mengantri di sebuah SPBU di kota Bandung untuk membeli BBM jenis premium (foto: dok)

Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan kenaikan harga bahan bakar minyak akan segera diberlakukan karena jika terus ditunda akan semakin sulit mengatasi gejolak penolakan terhadap kenaikan harga BBM.

Ketidakpastian kenaikan harga BBM bersubsidi yang dipertanyakan banyak kalangan akan segera terjawab. Demikian disampaikan Wakil Presiden, Jusuf Kalla di Jakarta, Kamis. Pemerintah menurut Wapres, akan segera menaikkan harga BBM bersubsidi sekaligus untuk menekan resiko gejolak penolakan masyarakat yang dikhawatirkan menjadi lebih luas. Wapres menegaskan, apapun resikonya harga BBM bersubsidi harus naik agar anggaran subsidinya dialihkan kepada masyarakat kurang mampu dalam bentuk bantuan pendidikan dan kesehatan serta program-program peningkatan kesejahteraan.


“Dengan menaikkan BBM saja yang mustinya seumpamanya awal bulan lalu, kita tunda sedikit, dengan pada saat yang sama harga minyak dunia menurun maka tentu ada penyesuaian ulang lagi berapa harga yang bisa kita naikkan agar tetap ada subsidi walaupun subsidinya tidak setinggi pada masa ini, jadi tidak lama lagi tentu karena semakin lama, semakin sulit kita atasi gelombang-gelombang ketidaksenangan, tapi kita tahu semua bahwa ini keputusan penting yang harus kita ambil, apapun resikonya,” kata Jusuf Kalla.

Penolakan terhadap rencana kenaikan harga BBM bersubsidi terjadi di berbagai wilayah karena rencana kenaikan tersebut sudah memicu kenaikan harga kebutuhan pangan. Naiknya harga kebutuhan pangan menurut para pedagang karena biaya transportasi angkutan sudah naik. Kondisi tersebut dikhawatirkan berpengaruh negatif terhadap inflasi yang kemungkinan naik hingga akhir tahun melebihi target dalam APBN 2014 yaitu sekitar 5,5 persen. Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat, inflasi Januari hingga Oktober 2014 mencapai 4,19 persen.

Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Tony Prasetiantono, di Jakarta, Jumat mengatakan, sebaiknya pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 2.500 per liter sehingga harga BBM besubsidi jenis premium menjadi Rp 9.000 per liter dan untuk jenis solar Rp 8.000 per liter.

Pemerintah berencana menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 3.000 per liter yang akan mampu menghemat anggaran negara sebesar Rp 40 trilyun.

“Merekomendasikan kenaikan Rp 2.500 per liter dengan asumsi kalau itu dinaikkan menjadi Rp 9.000 per liter itu psigologicaly Rp 9.000 rasanya memang lebih terjangkau daripada harganya Rp 9.500 per liter, itu satu faktor, faktor yang lain inflasi bisa ditahan maksimum 7,5 persen,” kata Tony.

Kenaikan harga BBM bersubsidi dipastikan akan meningkatkan inflasi. Menurut Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo di Jakarta, Kamis, meski belum dapat dipastikan kebijakan yang akan diterapkan, BI akan bekerjasama dengan pemerintah pusat dan daerah berupaya menekan angka inflasi yang diperkirakan akan berdampak selama setahun kedepan.

“Menghadapi hal tersebut Bank Indonesia akan menempuh sejumlah kebijakan untuk memastikan dampak kenaikan BBM terhadap inflasi tetap terkendali dan temporer, termasuk dengan memperkuat kombinasi pengendalian inflasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah,” kata Agus.