Kendaraan penjelajah milik NASA dijadwalkan mendarat di Mars pada 6 Agustus, diharapkan menemukan petunjuk kehidupan di planet merah tersebut.
Kendaraan penjelajah Mars (Mars rover) milik lembaga luar angkasa Amerika Serikat NASA makin merapat ke planet merah pada Minggu (29/7), terbang menuju sebuah gunung yang mungkin menyimpan petunjuk adanya kehidupan di Mars.
Kendaraan yang diberi nama "Curiosity" tersebut telah terbang menuju Mars sejak diluncurkan pada November 2011. Digerakkan oleh tenaga nuklir, kendaraan berukuran sedan kompak tersebut dijadwalkan mengakhiri perjalanan sejauh 567 juta kilometernya pada 6 Agustus mendatang.
Zona pendaratan adalah daerah seluas 20 kilometer x 7 kilometer di dalam cekungan purbakala yang disebut "Kawah Gale" di dekat garis ekuator planet tersebut. Kawah itu, salah satu tempat terendah di Mars, memiliki gunung setinggi lima kilometer yang terdiri dari lapisan-lapisan sedimen.
Para ilmuwan menduga kawah tersebut sebelumnya merupakan dasar danau. Jika memang demikian, mereka yakin bahwa sedimen-sedimen tersebut mengisi kawah tapi kemudian mengalir keluar seiring waktu dan hanya meninggalkan gundukan di tengahnya.
Bersiap mengakhir fase terakhir perjalanan menuju tempat pendaratan, Curiosity menembakkan pendorong kemudinya selama enam detik pada Minggu pagi, mengubah jalur terbangnya sebanyak satu sentimeter per detik.
“Saya tidak akan heran jika ini adalah manuver koreksi lintasan terakhir kami,” kepala navigator Tomas Martin-Mur yang bekerja di Laboratorium Tenaga Penggerak Jet NASA di Pasadena, California, dalam pernyataan tertulis.
Curiosity diharapkan mencapai lapisan atas atmosfer Mars pada pukul 1.24 pagi EDT tanggal 6 Agustus mendatang. Jika semua sesuai rencana, tujuh menit kemudian kendaraan tersebut akan berdiri dengan enam rodanya di atas permukaan kering dan berdebu planet tersebut.
Pendaratan belum bisa terjamin. Untuk menjalankan kendaraan penjelajah seberat satu ton dan memosisikannya dekat gunung, para insinyur menggunakan sistem kompleks yang termasuk parasut supersonik berdiameter 16 meter, sebuah landasan udara bertenaga roket dan sebuah “derek langit” yang dirancang untuk menambatkan kendaraan tersebut di darat.
Minggu lalu, NASA berhasil mengubah posisi pesawat luar angkasa Odyssey yang mengorbiti Mars sehingga ia bisa memonitor gerak dan pendaratan Curiosity, kemudian menginformasikan hal tersebut lewat radio ke pengawas di bumi dalam waktu yang seakurat mungkin.
Bumi dan Mars berjarak sangat jauh sampai-sampai sinyal radio, yang menjalar dengan kecepatan cahaya, membutuhkan waktu 13,8 menit sekali jalan. (Reuters/Irene Klotz)
Kendaraan yang diberi nama "Curiosity" tersebut telah terbang menuju Mars sejak diluncurkan pada November 2011. Digerakkan oleh tenaga nuklir, kendaraan berukuran sedan kompak tersebut dijadwalkan mengakhiri perjalanan sejauh 567 juta kilometernya pada 6 Agustus mendatang.
Zona pendaratan adalah daerah seluas 20 kilometer x 7 kilometer di dalam cekungan purbakala yang disebut "Kawah Gale" di dekat garis ekuator planet tersebut. Kawah itu, salah satu tempat terendah di Mars, memiliki gunung setinggi lima kilometer yang terdiri dari lapisan-lapisan sedimen.
Para ilmuwan menduga kawah tersebut sebelumnya merupakan dasar danau. Jika memang demikian, mereka yakin bahwa sedimen-sedimen tersebut mengisi kawah tapi kemudian mengalir keluar seiring waktu dan hanya meninggalkan gundukan di tengahnya.
Bersiap mengakhir fase terakhir perjalanan menuju tempat pendaratan, Curiosity menembakkan pendorong kemudinya selama enam detik pada Minggu pagi, mengubah jalur terbangnya sebanyak satu sentimeter per detik.
“Saya tidak akan heran jika ini adalah manuver koreksi lintasan terakhir kami,” kepala navigator Tomas Martin-Mur yang bekerja di Laboratorium Tenaga Penggerak Jet NASA di Pasadena, California, dalam pernyataan tertulis.
Curiosity diharapkan mencapai lapisan atas atmosfer Mars pada pukul 1.24 pagi EDT tanggal 6 Agustus mendatang. Jika semua sesuai rencana, tujuh menit kemudian kendaraan tersebut akan berdiri dengan enam rodanya di atas permukaan kering dan berdebu planet tersebut.
Pendaratan belum bisa terjamin. Untuk menjalankan kendaraan penjelajah seberat satu ton dan memosisikannya dekat gunung, para insinyur menggunakan sistem kompleks yang termasuk parasut supersonik berdiameter 16 meter, sebuah landasan udara bertenaga roket dan sebuah “derek langit” yang dirancang untuk menambatkan kendaraan tersebut di darat.
Minggu lalu, NASA berhasil mengubah posisi pesawat luar angkasa Odyssey yang mengorbiti Mars sehingga ia bisa memonitor gerak dan pendaratan Curiosity, kemudian menginformasikan hal tersebut lewat radio ke pengawas di bumi dalam waktu yang seakurat mungkin.
Bumi dan Mars berjarak sangat jauh sampai-sampai sinyal radio, yang menjalar dengan kecepatan cahaya, membutuhkan waktu 13,8 menit sekali jalan. (Reuters/Irene Klotz)