Prancis dapat berbuat lebih banyak untuk mengurangi defisit anggaran dengan mengambil keuntungan dari pertumbuhan ekonomi Eropa, kata kepala Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) pada Kamis (20/6). Ia mengatakan itu, sehari setelah Brussels menegur Paris karena melanggar aturan-aturan pengeluaran Uni Eropa (UE).
“Negara-negara yang memiliki beban utang yang relatif lebih tinggi dan defisit, sekarang ini ketika perekonomian lebih baik dari yang kita perkirakan, mereka harus mengambil keuntungan dari hal itu dan lebih keras berupaya untuk menurunkan utang dan defisit,” kata Kristalina Georgieva kepada wartawan di Luksemburg.
Ia mengatakan, perekonomian kawasan mata uang tunggal UE yang terdiri dari 20 negara itu tumbuh 0,4 persen tahun lalu. IMF memperkirakan pertumbuhan UE 0,8 persen tahun ini dan 1,5 persen tahun depan.
Oleh karena itu, Georgieva menambahkan, “mungkin bagi Prancis dan negara-negara lain untuk mencapai lebih banyak, berdasarkan apa yang baru saja saya sampaikan”.
"Rakyat Prancis yang memilih pemerintahan mereka. Dan pemerintah yang dipilih oleh rakyatlah yang akan memutuskan kebijakannya," kata Georgieva. Ia menolak untuk mengacu pada janji kampanye berbagai partai, sebelum pemungutan suara pada 30 Juni dan 7 Juli.
Georgieva menyampaikan itu pada sela-sela pertemuan para menteri zona euro di Luksemburg.
Komisi Eropa pada Rabu (19/6) memperingatkan Prancis dan enam negara Uni Eropa lainnya mengenai defisit di atas tiga persen, akibat kurangnya pendapatan dibanding belanja pemerintah.
Aturan anggaran Uni Eropa mempunyai dua tujuan penting yaitu utang suatu negara tidak boleh melebihi 60 persen output nasional, dengan defisit tidak lebih dari tiga persen.
Prancis mengatakan, negara itu bermaksud menurunkan defisitnya dari 5,5 persen produk domestik bruto tahun lalu menjadi tiga persen pada 2027. [ps/ka]