Kepala Polisi Philadelphia Bela Polisi yang Tangkap Warga Kulit Hitam yang Gunakan Toilet di Starbucks

ARSIP – Foto yang diambil hari Selasa, 14 Maret 2017, menampilkan logo Starbucks di warung yang terletak di tengah kota Pittsburgh (foto: AP Photo/Gene J. Puskar, Arsip)

Komisioner polisi Philadelphia hari Sabtu (14/4) membela polisi-polisi yang menangkap dua warga kulit hitam di sebuah kedai kopi Starbucks; yang telah memicu tuduhan rasisme di media sosial, keprihatinan walikota dan permintaan maaf Starbucks.

Video yang dipasang di dunia maya menunjukkan beberapa polisi memborgol dua laki-laki itu hari Kamis (12/4). Seorang warga kulit putih dalam video itu terdengar mengatakan ia sedang bertemu dengan kedua laki-laki itu dan menyebut penangkapan itu sebagai “kekonyolan.”

Polisi Datang Setelah Ditelpon Karyawan Starbucks

Komisioner Richard Ross mengatakan karyawan di Starbucks menelpon saluran darurat 911 dan mengatakan kedua orang itu masuk tanpa ijin. Ia mengatakan polisi diberitahu bahwa kedua orang itu datang dan meminta ijin untuk menggunakan toilet di Starbucks, tetapi ditolak karena mereka tidak membeli apapun di kedai kopi itu. Menurut karyawan itu, ini adalah kebijakan perusahaan itu. Ross mengatakan kedua orang itu kemudian menolak untuk meninggalkan tempat itu.

Ross, yang juga berkulit hitam, mengatakan polisi telah tiga kali meminta kedua orang itu meninggalkan Starbucks tetapi mereka menolak. Keduanya kemudian ditangkap dan dibebaskan beberapa jam kemudian setelah Starbucks memilih tidak mengajukan tuntutan apapun. Ross mengatakan “polisi tidak melakukan kesalahan apapun” dan bersikap professional terhadap individu tersebut tetapi justru “mendapat kecaman.” Ross tidak mengatakan bahwa kedua orang itu datang ke Starbucks untuk bertemu dengan seseorang.

“Sebagai seorang warga Amerika keturunan Afrika, saya sangat sadar akan bias tidak langsung itu, dan kami berkomitmen untuk bersikap adil dan tidak bias,” ujar Ross. Namun ditambahkannya, jika suatu toko menelpon dan mengatakan bahwa “ada seseorang yang tidak saya inginkan berada disini,” maka polisi memiliki kewajiban hukum untuk melaksanakan tugas mereka, dan mereka melakukan itu.

Starbucks Sampaikan Permintaan Maaf di Twitter

Starbucks menyampaikan permintaan maaf di Twitter dengan mengatakan “perusahaan itu kecewa dengan insiden yang memicu penangkapan” dan akan mengkaji-ulang kebijakan-kebijakannya. “Kami menganggap hal ini serius dan jelas banyak hal harus dilakukan untuk mengatasi insiden-insiden di kedai kopi kami,” demikian pernyataan perusahaan itu.

Walikota Philadelphia Himbau Kaji Kebijakan yang Berpotensi Bias

Walikota Philadelphia Jim Kenney mengatakan telah meminta Komisi Hubungan Masyarakat kota itu untuk mengkaji kebijakan dan prosedur di Starbucks “termasuk soal sejauh mana atau perlu tidaknya dilakukan pelatihan bias secara tidak langsung bagi karyawan.” “Saya sedih melihat Philadelphia menjadi berita utama karena insiden yang tidak didasarkan pada apa yang kita ketahui saat ini, ini tampak seperti diskriminasi ras tahun 2018,” demikian pernyataan Kenney.

Pengacara Lauren Wimmer mengatakan kepada suratkabar Philadelphia Inquirer, kedua laki-laki – yang tidak disebutkan identitasnya itu – adalah professional real-estat komersil yang sedang bertemu seorang laki-laki lain untuk membahas bisnis mereka. Wimmer mengidentifikasi dirinya sebagai teman laki-laki yang ditemui kedua laki-laki kulit hitam itu.

Kedua Laki-Laki Dibebaskan

Juru bicara kantor jaksa wilayah mengatakan kedua laki-laki itu kemudian dibebaskan “karena kurang bukti” bahwa mereka telah melakukan kejahatan, tetapi menolak berkomentar lebih lanjut karena menunggu penyelidikan polisi. [em/jm]