Kepala rumah sakit utama di Jalur Gaza, setelah lebih dari tujuh bulan dibebaskan dari tahanan, Senin (1/7) mengungkapkan bahwa dia telah "disiksa" oleh Israel.
Direktur Rumah Sakit Al-Shifa Mohammed Abu Salmiya adalah salah di antara puluhan warga Palestina yang dibebaskan dan dikembalikan ke Gaza untuk mendapatkan perawatan, menurut pihak berwenang Israel.
Abu Salmiya mengatakan dia dan tahanan lainnya menjalani “penyiksaan kejam” di penjara Israel. Mereka ditahan sejak serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober.
“Beberapa narapidana meninggal di pusat interogasi dan tidak diberi makanan dan obat-obatan,” menurut Abu Salmiya, yang mengatakan ibu jarinya masih patah. “Selama dua bulan tidak ada tahanan yang makan lebih dari sepotong roti sehari,” tambahnya.
"Para tahanan menjadi sasaran penghinaan fisik dan psikologis,” lanjutnya.
Kepala medis tersebut mengatakan tidak ada tuduhan yang diajukan terhadapnya.
Badan intelijen Israel Shin Bet mengatakan pihaknya bersama militer Israel memutuskan melakukan pembebasan tersebut "untuk mengosongkan pusat penahanan".
Badan tersebut mengatakan pihaknya “menentang pembebasan teroris” yang mengambil bagian dalam serangan terhadap warga sipil Israel “sehingga diputuskan untuk membebaskan beberapa tahanan Gaza yang dianggap memiliki risiko yang lebih rendah”.
Namun Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir di platform X menyebut pembebasan Abu Salmiya "bersama puluhan teroris lainnya" itu sebagai tindakan "pengabaian keamanan".
Pasukan Israel menahan Abu Salmiya dalam salah satu dari sejumlah penggerebekan yang dilakukan di Rumah Sakit Al-Shifa.
Militer Israel menuduh Hamas menggunakan rumah sakit di Jalur Gaza itu sebagai kedok operasi militer. Mereka telah menggerebek Al-Shifa dan rumah sakit lainnya, dan mengatakan mereka menemukan terowongan dan infrastruktur lainnya. Kelompok militan yang menguasai wilayah Gaza sejak 2007 tersebut, membantah tudingan itu.
Rumah sakit Al-Shifa di Gaza luluh lantak menjadi puing akibat serangkaian serangan yang dilancarkan Israel setelah gempuran Hamas pada 7 Oktober.
Setelah menyeberang kembali ke Gaza dekat kota Khan Yunis, lima tahanan dirawat di Rumah Sakit Al-Aqsa dan yang lainnya dikirim ke rumah sakit di Khan Yunis, kata sumber medis.
BACA JUGA: Cek Fakta: Rekaman Terowongan Gaza Asli, Palsu Banjiri Media Sosial dalam Perang Opini PublikAbu Salmiya bukan satu-satunya praktisi medis terkemuka yang ditahan pihak Israel.
Rumah Sakit Eropa Gaza di Khan Yunis mengatakan kepala unit ortopedinya, Bassam Miqdad, termasuk di antara mereka yang dibebaskan, Senin (1/7).
Pada Mei, kelompok hak asasi manusia Palestina mengatakan seorang ahli bedah senior Al-Shifa meninggal di penjara Israel setelah ditahan. Tentara Israel mengatakan mereka tidak mengetahui kematian tersebut.
Perang dimulai dengan serangan Hamas pada 7 Oktober yang mengakibatkan kematian 1.195 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka Israel.
Serangan balasan Israel merenggut sedikitnya 37.900 nyawa, sebagian besar warga sipil, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas. [ah/es]