Keputusan Kongres AS soal 'Privasi Internet' Picu Minat Baru pada VPN

Tanda "lock" yang menunjukkan koneksi internet yang ter-enkripsi dalam sebuah browser (foto: ilustrasi).

Keputusan melalui pemungutan suara oleh Kongres AS untuk mencabut aturan yang membatasi bagaimana penyedia layanan internet bisa menggunakan data pelanggan mereka, telah menimbulkan minat baru dalam teknologi internet lama, yaitu jaringan pribadi virtual (virtual private network) atau VPN.

VPN menyamarkan sejarah data pelanggan di internet dengan membuat hubungan yang terenkripsi ke server pribadi, yang kemudian melakukan pencarian di internet untuk pelanggan tanpa mengungkapkan alamat tujuan. VPN sering digunakan untuk menghubungkan ke jaringan bisnis yang aman, atau di negara-negara seperti China dan Turki untuk menerobos pembatasan pemerintah atas kegiatan surfing di internet.

Pengguna internet yang sadar privasi sekarang menggunakan VPN sebagai sarana untuk mencegah penyedia layanan broadband yang mengumpulkan data tentang situs internet dan layanan apa yang mereka gunakan.

“Sekarang waktunya untuk mulai menggunakan VPN di rumah," kata Vijaya Gadde, penasihat hukum Twitter Inc, dalam cuitannya hari Selasa (28/3), yang ditweet ulang oleh Kepala Eksekutif Twitter, Jack Dorsey.

DPR Amerika yang dikuasai Partai Republik melalui pemungutan suara dengan hasil 215 mendukung dan 205 menolak hari Selasa memutuskan untuk mencabut peraturan yang diadopsi tahun lalu oleh Komisi Komunikasi Federal untuk mewajibkan penyedia layanan broadband mendapat persetujuan konsumen sebelum menggunakan data mereka untuk iklan atau pemasaran.

Senat AS, yang juga dikuasai Partai Republik, dengan suara 50 banding 48 pekan lalu untuk membalikkan peraturan itu. Gedung Putih mengatakan, Presiden Donald Trump mendukung langkah pencabutan itu. Tapi pengecam mengatakan, pencabutan aturan itu akan melemahkan perlindungan privasi konsumen.

Data yang dilindungi termasuk, riwayat browsing pelanggan, yang dapat digunakan untuk mendapatkan jenis informasi lain, termasuk data kesehatan dan keuangan. Penyedia layanan broadband yang lebih kecil sekarang memanfaatkan privasi sebagai keunggulan kompetitif. Penyedia broadband Sonic, yang berkantor pusat di California, menawarkan layanan VPN gratis kepada pelanggannya sehingga mereka dapat terhubung ke jaringannya ketika mereka tidak di rumah. Itu memastikan bahwa ketika pengguna Sonic log-on ke wi-fi di sebuah kedai kopi atau hotel, misalnya, data mereka tidak dikumpulkan oleh penyedia broadband.

Surat kabar New York Times mengatakan dalam sebuah tajuk rencana: “Partai Republik telah membuat jelas, betapa mereka tidak peduli untuk melindungi privasi orang Amerika, dengan membiarkan perusahaan seperti Verizon dan Comcast menjual kepada pengiklan riwayat browsing internet dan data pribadi pelanggan mereka, tanpa izin. Langkah ini bisa meningkatkan keuntungan industri telekomunikasi hingga miliaran dolar." [ps/ds]