Kerusuhan di Mesir Berlanjut: Sedikitnya 6 Tewas, Ratusan Cedera

Seorang demonstran menghindari gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan keamanan Mesir di Kairo (4/2).

Sedikitnya 6 tewas dalam kekerasan antara pasukan keamanan dan demonstran di Kairo yang memprotes insiden stadion sepakbola.

Bentrokan di Mesir telah memasuki hari ketiga, di mana ribuan orang memprotes tidak adanya tindakan oleh pihak berwenang dalam kerusuhan mematikan dalam pertandingan sepakbola awal pekan ini.

Polisi di ibukota, Kairo, menembakkan gas air mata dan senapan angin ke arah demonstran, yang bernyanyi, berteriak dan melemparkan batu di dekat gedung Kementerian Dalam Negeri. Di seberang jalan, gedung Departemen Pajak terbakar. Ambulans dan relawan membawa korban cedera keluar dari kerusuhan melalui jalan-jalan yang penuh dengan puing-puing.

Laporan mengatakan sedikitnya enam orang tewas dalam kekerasan yang berkobar di Kairo setelah perkelahian di sebuah stadion sepak bola di kota Port Said yang menewaskan 74 orang. Para pengunjuk rasa menuduh pasukan keamanan tidak mengambil tindakan yang cukup untuk menghentikan kerusuhan itu. Mereka menyerukan agar dewan militer yang berkuasa menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sipil.

Hari Jumat, suara tembakan, gas air mata dan batu yang dilemparkan ke polisi memenuhi Lapangan Tahrir di Kairo usai sholat Maghrib. Seorang dokter yang merawat pengunjuk rasa di dekat lapangan itu mengatakan kepada Associated Press bahwa rumah sakitnya kewalahan menangani korban cedera.

Ribuan warga Mesir juga turun ke jalan di Alexandria. Kementerian Kesehatan mengatakan hampir 400 orang terluka dalam bentrokan dengan polisi dalam beberapa hari terakhir, yang sebagian diantaranya dihalau dengan gas air mata.

Polisi telah menangkap 47 tersangka perusuh dalam pertandingan sepak bola itu. Ketua Dewan Militer Mohamed Tantawi menyatakan tiga hari berkabung nasional dan berjanji untuk menangkap mereka yang bertanggung jawab.