Kesepakatan Dagang, Protes Warnai Lawatan PM India ke Inggris

Perdana Menteri India Narendra Modi (kanan) disambut Perdana Menteri Inggris David Cameron di Downing Street No. 10 di London (12/11). (AP/Frank Augstein)

PM Modi disambut ratusan demonstran yang menuduhnya gagal menghentikan kekerasan yang terus terjadi terkait agama dan kelompok minoritas di India.

India dan Inggris menandatangani kesepakatan perdagangan senilai US$13 milyar dolar pada awal lawatan Perdana Menteri Narendra Modi ke Inggris, atau kunjungan pertama pemimpin India ke negara Eropa itu dalam lebih dari 10 tahun.

Modi mendapat sambutan hangat dari Perdana Menteri Inggris David Cameron hari Kamis (12/11), tetapi juga disambut ratusan demonstran yang menuduhnya gagal menghentikan kekerasan yang terus terjadi terkait agama dan kelompok minoritas di India. Dalam jumpa pers bersama, Modi mengatakan, India adalah negara demokrasi dengan konstitusi yang menjamin hak-hak individu.

Setelah pembicaraan dengan Cameron, Modi menjadi perdana menteri India pertama yang berpidato di parlemen Inggris dan disambut tim pesawat aerobatik Red Arrows, yang mengeluarkan asap warna bendera India di atas London.

Cameron mengatakan hubungan antara kedua negara, "yang pernah terkungkung masa lalu," kini merupakan kemitraan yang "modern dan dinamis."

Ia menambahkan, perusahaan-perusahaan Inggris dan India akan mengumumkan serangkaian kerjasama baru bernilai lebih dari $13 milyar, termasuk rencana Inggris menjadi kepala perdagangan obligasi di luar negeri terkait nilai tukar rupee India.

Kamis sore, pemerintah Inggris mengatakan enam perjanjian telah disetujui, termasuk investasi $1,98 milyar oleh Vodafone, raksasa telekomunikasi Inggris.

Modi diperkirakan akan makan siang dengan Ratu Elizabeth hari Jumat sebelum berpidato di depan ribuan orang di Stadion Wembley London.

Menjelang kedatangannya, lebih dari 200 penulis, termasuk Salman Rushdie dan Ian McEwan menandatangani surat terbuka, yang mengungkapkan keprihatinan tentang apa yang mereka nilai "meningkatnya iklim ketakutan" di India.

Modi secara efektif dilarang bepergian ke Inggris sampai tiga tahun lalu setelah kerusuhan anti-Muslim menewaskan 1.000 orang di negara bagian Gujurat tahun 2002, ketika ia menjabat gubernur. [ka]