Kesepakatan yang memungkinan Ukraina mengekspor biji-bijian pangan melalui Laut Hitam dengan aman diperpanjang hingga 60 hari ke depan pada Sabtu (18/3). Namun, masa berlaku kesepakatan itu lebih singkat dari direncanakan karena Rusia mensyaratkan pencabutan sanksi Barat jika kesepakatan itu akan diperpanjang setelah pertengahan Mei.
Kesepakatan antara Rusia dan Ukraina yang dimediasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Turki pada Juli 2022 sudah diperpanjang masa berlakunya selama 120 hari pada November. Tujuan kesepakatan itu untuk mengatasi krisis pangan akibat blokade jalur pelayaran Laut Hitam menyusul invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Masa berlaku kesepakatan itu berakhir pada Sabtu, 18 Maret.
PBB dan Turki mengatakan pada Sabtu (18/3) bahwa masa berlaku kesepakatan itu sudah diperpanjang, tapi tidak memerinci untuk berapa lama. Ukraina mengatakan masa berlaku izin ekspor diperpanjang hingga 120 hari. Namun, Moskow hanya menyetujui perpanjangan selama 60 hari.
“Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam dan Nota Kesepahaman mengenai promosi produk pangan dan pupuk Rusia ke pasar-pasar dunia sangat penting untuk ketahanan pangan, terutama untuk negara-negara berkembang,” kata Stephane Dujarric, juru bicara PBB, dalam pernyataannya.
Rusia dan Ukraina masuk dalam jajaran pemasok utama bahan pangan dunia. Rusia juga salah satu pengekspor pupuk terbesar di dunia.
Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky mengatakan Ukraina sudah memasok sekitar 500 ribu ton gandum untuk program bantuan pangan PBB. Pada Sabtu (18/3), Ukraina bersikeras bahwa izin ekspor biji-bijian Laut Hitam sudah perpanjang selama 120 hari. Ukraina bahkan menekankan bahwa perpanjangan masa berlaku ekspor biji-bijian itu adalah kesempatan untuk membantu mereka yang memerlukan dan “menyelamatkan dunia dari kelaparan.”
BACA JUGA: Rusia Sepakat untuk Memperpanjang Kesepakatan Ekspor Biji-bijian untuk Jangka Pendek
Pencabutan Sanksi
Meski ekspor pangan dan pupuk Rusia tidak terkena sanksi oleh negara-negara Barat akibat invasinya ke Ukraina, Moskow mengatakan pembatasan pada sistem pembayaran, logistik dan industri asuransi menghalangi pengiriman barang.
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan pada Jumat (17/3) bahwa Uni Eropa, Amerika Serikat (AS) dan Inggris sekarang “punya waktu dua bulan untuk mengecualikan seluruh rantai operasi sektor pertanian Rusia,” jika mereka ingin kesepakatan biji-bijian Laut Hitam Ukraina berlanjut.
Dalam surat kepada para pejabat PBB pada 16 Maret dan dikirim ke Twitter pada Sabtu (18/3), Nebenzia menegaskan bawah Moskow ingin penyelesaian. Penyelesaian yang diminta adalah mengizinkan Bank Pertanian Rusia untuk kembali ke sistem perbankan internasional, SWIFT, dan mengizin pasokan mesin-mesin pertanian serta suku cadang untuk pertanian Rusia.
Nebenzia menambahkan pembatasan-pembatasan untuk asuransi dan akses ke berbagai pelabuhan bagi kapal-kapal serta kargo Rusia harus dicabut. Jalur pipa yang mengalirkan amonia Rusia ke pelabuhan Laut Hitam di Ukraina harus dibuka kembali dan pemblokiran rekening-rekening serta kegiatan keuangan perusahan-perusahaan pupuk Rusia harus dicabut.
BACA JUGA: Anak-anak Yaman Semakin Terancam KelaparanDujarric mengatakan, Sabtu (18/3) bahwa PBB berkomitmen kuat untuk menerapkan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam Ukraina dan kesepakatan dengan Moskow. Dia juga mendesak “semua pihak untuk menggandakan upaya mereka untuk menerapkan kesepakatan itu dengan penuh.”
Menurut data PBB, hingga saat ini, Ukraina sudah mengekspor 25 juta ton biji-bijian, sebagian besar jagung dan gandum berdasarkan kesepakatan tersebut. Tujuan utama ekspor biji-bijian Ukraina adalah China, Italia, Spanyol, Turki dan Belanda. [ft]