Presiden Amerika Donald Trump dan pimpinan Kongres dijadwalkan bertemu Jumat pagi di Gedung Putih untuk membahas cara mengakhiri shutdown, atau penutupan sebagian kegiatan pemerintah federal, yang telah memasuki minggu ke-tiga.
Pertemuan itu berlangsung sehari setelah sekelompok legislator baru dilantik di DPR yang kini dipimpin fraksi Demokrat.
DPR Kamis meloloskan rencana untuk membuka kembali pemerintah federal.
Akan tetapi legislasi itu tidak mencakup dana 5 miliar dolar yang diminta presiden untuk membangun tembok di perbatasan Amerika dengan Meksiko.
“Kita tidak akan membangun tembok,” kata Nancy Pelosi dari partai Demokrat, setelah ia diambil sumpahnya sebagai ketua baru DPR pada hari Kamis (3/1). Ia mengatakan bahwa dana tersebut akan lebih baik digunakan untuk teknologi keamanan perbatasan dan merekrut lebih banyak petugas di perbatasan.
Your browser doesn’t support HTML5
Pemimpin partai Republik di Senat Mitch McConnell menyebut rencana DPR untuk mengakhiri shutdown itu sebagai “teater politik”, meskipun Senat yang didominasi fraksi Republik meloloskan legislasi yang sama persis bulan lalu.
Legislasi yang diloloskan di DPR pada hari Kamis itu menginginkan dibukanya kembali pemerintah federal dan pendanaan bagi Departemen Keamanan Dalam Negeri hingga awal Februari.
Sementara Trump sendiri tidak menggunakan kata “veto,” para pejabat Gedung Putih lainnya melakukan demikian. Seorang pejabat mengatakan presiden memberitahu pimpinan Demokrat bahwa akan “terlihat konyol” apabila ia mengakhiri shutdown.
Trump menyalahkan Demokrat atas situasi yang terjadi sekarang ini.
“Shutdown terjadi hanya karena pemilihan presiden 2020,” cuitnya hari Kamis. Ia menambahkan, “Demokrat tahu mereka tidak akan menang berdasarkan semua pencapaian Trump, sehingga mereka bertindak habis-habisan dalam hal tembok dan keamanan perbatasan yang sangat dibutuhkan serta pelecehan presiden. Bagi mereka, ini semata-mata politik.”
Trump mengatakan Amerika memerlukan perlindungan, dan memperingatkan bahwa kejahatan, narkoba dan geng-geng penjahat mengalir masuk ke Amerika dari Meksiko.
Ia juga mengklaim ada hingga 35 juta imigran ilegal di Amerika Serikat, bertentangan dengan pernyataan pakar yang menyebutkan angkanya jauh lebih rendah.
Sementara itu, 800 ribu pegawai federal telah dirumahkan atau bekerja tanpa dibayar. [uh]