Ketua DPR Umumkan Penyelidikan Resmi Pemakzulan terhadap Trump

Presiden Amerika Donald Trump (Kiri) dan Ketua DPR Amerika, Nancy Pelosi. (Foto: dok).

Ketua DPR Amerika Nancy Pelosi mengumumkan penyelidikan resmi pemakzulan terhadap Presiden Donald Trump, Selasa (25/9), di tengah-tengah tuduhan bahwa presiden meminta bantuan negara asing dalam upayanya terpilih kembali pada pemilu 2020.

Seratus tujuh puluh tiga anggota fraksi Demokrat di DPR kini menyerukan penyelidikan pemakzulan itu menyusul tuduhan pelapor rahasia bahwa Presiden Trump menekan presiden Ukraina agar menyelidiki keluarga lawan politiknya, Joe Biden.

Selasa (25/9) menjadi hari yang menentukan bagi Presiden Amerika Donald Trump, ketika Ketua DPR Nancy Pelosi menyatakan, "DPR memajukan penyelidikan resmi mengenai pemakzulan. Saya mengarahkan enam komite di DPR untuk melakukan investigasi mereka di bawah payung penyelidikan mengenai pemakzulan itu. Presiden harus diminta pertanggungjawabannya. Tak seorang pun yang berada di atas hukum.”

BACA JUGA: Ketua DPR Umumkan Penyelidikan Resmi Pemakzulan Trump

Trump kini selangkah lebih dekat lagi untuk menjadi presiden keempat Amerika yang menghadapi proses pemakzulan, ia tidak membantah telah menahan bantuan yang telah disetujui Kongres untuk Ukraina.

Trump mengatakan, "Dana tersebut telah dikucurkan, dikucurkan sepenuhnya. Tetapi keluhan saya terus ada, saya akan menahannya lagi dan saya akan terus menahannya hingga Eropa dan negara-negara lain berkontribusi untuk Ukraina, karena mereka tidak melakukannya.”

BACA JUGA: Trump Izinkan Dikeluarkannya Salinan Pembicaraan dengan Pemimpin Ukraina

Pengaduan seorang pelapor rahasia memicu pernyataan dukungan bagi pemakzulan di kalangan anggota DPR dari fraksi Demokrat.

Seorang di antaranya adalah John Lewis, yang mengatakan, "Kita tidak dapat menundanya. Kita tidak boleh menunggu. Sekaranglah waktunya bertindak.”

Perasaan frustrasi mereka menumpuk hingga puncaknya setelah perdebatan berbulan-bulan di kalangan Demokrat, mengenai apakah tindakan-tindakan presiden merupakan pelanggaran yang membuatnya layak dimakzulkan.

Anggota DPR dari fraksi Demokrat Tom Malinowski mengemukakan,"Ada banyak tindakan yang luar biasa buruk. Tetapi tak ada satupun yang sebanding dengan ini. Ini adalah presiden yang pada dasarnya mengatakan, ‘Ya, saya bersekongkol. Apa yang akan kalian lakukan?.”

Sementara itu sekutu Trump di Kongres mengatakan langkah Pelosi hanyalah kata-kata belaka.

Kevin McCarthy, pemimpin fraksi Republik yang minoritas di DPR, mengemukakan,"Ia tidak dapat secara sepihak memutuskan bahwa kita melakukan penyelidikan soal pemakzulan. Apa yang ia katakan hari ini, tidak ada artinya bagi apa yang sedang terjadi.”

Anggota fraksi Republik di Senat memang bergabung bersama anggota Demokrat dalam pemungutan suara yang mendesak dirilisnya pengaduan pelapor itu.

BACA JUGA: Trump Serang Biden dan Bela Pembicaraan Telepon dengan Ukraina

Joe Biden, kandidat calon presiden dari partai Demokrat mengatakan, "Jika presiden tidak mematuhinya — jika ia terus menghambat Kongres dan mencemooh hukum – Donald Trump akan membuat Kongres tidak memiliki pilihan selain memulai pemakzulan. Ini akan menjadi tragedi. Tetapi tragedi yang dibuat sendiri oleh presiden.”

Menurut para anggota DPR dari fraksi Demokrat, ini adalah krisis keamanan nasional yang harus menjadi perhatian seluruh rakyat Amerika, meskipun mayoritas tidak mendukung pemakzulan.

Anggota DPR dari fraksi Demokrat Ilhan Omar mengatakan,"Saya pikir presiden tidak boleh menahan bantuan bagi suatu negara dengan tujuan merusak reputasi lawan-lawannya. Ini tidak konstitusional, dan ini kesempatan kita untuk menjelaskannya.”

Komite-komite intelijen di Kongres siap mendengar keterangan dari pelapor yang akan memberikan kesaksian akhir pekan ini, sementara DPR memajukan penyelidikannya. [uh/ab]