Ketua HAM PBB Kecam Serangan Disinformasi

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres (kiri) dan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk pada pembukaan sesi ke-55 Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, 26 Februari 2024. (GABRIEL MONNET / AFP)

Ketua HAM PBB, Senin (26/2), mengecam disinformasi dan serangan-serangan lain untuk "merusak legitimasi" dan kerja PBB serta lembaga-lembaga lain. Ia menggambarkan semua itu sebagai "sangat merusak".

Berbicara pada pembukaan sesi tahunan utama Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, Volker Turk mengecam meluasnya “disinformasi yang menarget organisasi-organisasi kemanusiaan PBB, penjaga perdamaian PBB, dan kantor saya”. “PBB telah menjadi penangkal propaganda manipulatif dan kambing hitam atas kegagalan kebijakan,” cetusnya. “Ini”, kata Turk, “sangat merusak tujuan bersama, dan mengkhianati banyak orang yang hidupnya bergantung pada hal ini.”

Dalam pidato pembukaan, Komisaris Tinggi PBB untuk HAM menekankan bahwa PBB "dilengkapi kemampuan unik untuk memungkinkan negara-negara membahas dan menyelesaikan masalah-masalah global yang mendesak". “Kekuatan ini sangat penting saat ini, mengingat besarnya konflik, bahayanya bagi planet, dan transformasi digital yang membutuhkan solusi yang mendesak,” ujarnya.

Turk menunjuk pada “kepedihan dan pembantaian begitu banyak orang di Timur Tengah, Ukraina, Sudan, Myanmar, Haiti dan banyak tempat lain di seluruh dunia” yang ia gambarkan sebagai “tak tertahankan”.

Tanpa menyebutkan secara eksplisit, ia sepertinya menyinggung serangan baru-baru ini terhadap badan PBB untuk pengungsi Palestina, yang dituduh Israel “berkolusi” dengan militan Hamas yang serangannya pada 7 Oktober terhadap Israel memicu perang brutal yang berkecamuk di Gaza. “Badan-badan kemanusiaan PBB membantu ratusan juta orang untuk tetap hidup,” tegas Turk, yang juga tidak diterima di Israel, karena pihak berwenang menuduhnya dan kantor HAM PBB berpihak pada Palestina.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk terlihat di layar saat memberikan pidato pada pembukaan sesi ke-55 Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, 26 Februari 2024. (GABRIEL MONNET / AFP)

Turk juga menyuarakan keprihatinannya bahwa negosiasi yang sedang berlangsung mengenai sejumlah isu penting tampaknya tidak cukup berfokus pada aspek hak asasi manusia. “Negosiasi perjanjian mengenai pencegahan pandemi dan kejahatan siber, serta polusi plastik; dan diskusi global tentang regulasi kecerdasan buatan – yang sedang berlangsung, tidak cukup mempertimbangkan kewajiban HAM, dan kerusakan yang akan terjadi pada HAM,” ia memperingatkan.

Turk menyerukan diakhirinya “pandangan biner bahwa jika Anda bukan untuk kami, dan melawan musuh kami, maka Anda juga harus menjadi musuh”. Ia memperingatkan bahwa “perbedaan antara kita versus mereka yang tidak masuk akal” telah menciptakan perpecahan yang semakin berbahaya dan mudah terbakar, terutama pada masa-masa prapemilu, yang banyak terjadi pada tahun ini”.

“Semua ini adalah politik pengalih perhatian, penghasutan perang, yang perlahan-lahan mematikan rasa belas kasih kita yang terdalam. Terutama pada saat perpecahan dan ketakutan yang mendalam, melihat sisi kemanusiaan adalah penyelamat yang dapat menjauhkan kita dari bencana.”[ka/ns]