Khawatir akan Peretasan, Angkatan Darat AS Hentikan Penggunaan Drone Buatan China

ARSIP – Foto yang diambil tanggal 10 Maret 2015 menunjukkan Inspire 1, drone produksi DJI saat tengah diterbangkan di Davenport, California (foto: AP Photo/Marcio Jose Sanchez, Arsip)

Angkatan Darat AS telah memerintahkan anggotanya untuk tidak lagi menggunakan drone buatan perusahaan China, SZ DJI Technology Co Ltd, terkait dengan “kerentanan cyber” pada produk-produknya.

Tanggal 2 Agustus, memo yang diterbitkan oleh Angkatan Darat AS dan diunggah di ranah online serta telah diverifikasi oleh Reuters berlaku bagi seluruh drone produk DJI dan sistem ang menggunakan komponen dan perangkat lunak yang diproduksi dan dikembangkan oleh DJI.

Kebijakan tersebut mewajibkan semua anggota Angkatan Darat AS untuk “menghentikan semua penggunaan, menghapus semua aplikasi DJI, mencabut baterai/media penyimpanan serta mengamankan peralatan sambil menunggu arahan selanjutnya.”

Memo tersebut menyatakan drone buatan DJI paling banyak digunakan di kalangan Angkatan Darat AS di antara perlengkapan semacam itu yang tersedia secara komersil.

DJI menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya “terkejut dan merasa kecewa dengan “pembatasan atas drone-drone buatan DJI yang dikeluarkan tiba-tiba tanpa adanya perundingan dahulu dengan pihaknya sebelum keputusan ini diambil” oleh pihak Angkatan Darat AS.

Perseroan terbatas tersebut mengatakan pihaknya akan menghubungi Angkatan Darat AS untuk memastikan apa yang dimaksud dengan “kerentanan cyber” dan DJI mengatakan mereka bersedia bekerja sama dengan Pentagon untuk membahas permasalahan ini.

Kalangan analis di Goldman Sachs dan Oppenheimer memperkirakan pada tahun 2016 DJI menugasai pangsa pasar sebesar 70 persen untuk pasaran drone tingkat konsumen dan komersial secara global, termasuk pasokan untuk pihak militer, yang diperkirakan akan bernilai lebih dari $100 miliar dalam kurun waktu lima tahun berikut.

Pihak AD sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan pernyataan terkait kebijakan dimaksud, ujar juru bicara Angkatan Darat AS Dov Schwartz.

Langkah ini tampaknya diambil setelah studi yang diselenggarakan oleh Army Research Laboratory dan pihak Angkatan Laut AS yang menyatakan ada risiko dan kerentanan pada produk-produk DJI.

Memo tersebut menyatakan laporan rahasia yang dikeluarkan oleh Army Research Laboratory dan memo yang dikeluarkan pihak Angkatan Laut AS, dimana keduanya dikeluarkan pada bulan Mei adalah rujukan dari perintah untuk penghentian penggunakan semua drone produksi DJI dan peralatan terkait. [ww/fw]