Khawatir Ebola, Sierra Leone Larang Perayaan Natal di Tempat Terbuka

Seorang anak yang terkena virus Ebola dirawat di klinik di Makeni, Sierra Leone. (AP/Tanya Bindra)

Pengecam menilai larangan itu tidak akan berarti apa-apa dalam membendung virus itu dan akan melanggar kebebasan beragama seperti tertuang dalam konstitusi.

Sierra Leone melarang perayaan Natal di tempat terbuka guna membantu mengurangi penyebaran virus Ebola.

Kepada wartawan Jumat (12/12), juru bicara pemerintah mengatakan, semua perayaan di tempat terbuka akan dilarang mulai 20 Desember, namun pemerintah tidak akan melarang orang pergi ke gereja pada hari Natal.

Juru bicara Abdulai Bayraytay mengatakan langkah itu untuk mengurangi kontak fisik di tempat umum guna memperlambat penularan virus.

Pengecam menilai larangan itu tidak akan berarti apa-apa dalam membendung virus itu dan akan melanggar kebebasan beragama seperti tertuang dalam konstitusi Sierra Leone.

Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) pekan ini mengatakan Sierra Leone menjadi negara yang paling parah terimbas Ebola di wilayah Afrika Barat di mana wabah Ebola berpusat.

Sierra Leone mencatat lebih dari 8.000 kasus penularan Ebola, dan hampir 1.900 kematian. WHO mengatakan 18.188 kasus Ebola dan 6.583 kematian dilaporkan secara keseluruhan di Liberia dan Guinea serta Sierra Leone.

Umumnya orang di Sierra Leone adalah Muslim, tetapi ada juga sejumlah besar penduduk yang Kristen dan merayakan Natal.