Oposisi Suriah menuduh pasukan pemerintah membunuh 150 warga sipil termasuk perempuan dan anak-anak, dalam pembantaian di desa Bayda Kamis (2/5).
Para aktivis di Suriah menyatakan ribuan orang Muslim Sunni mengungsi dari kota pantai Banias, karena takut akan serangan-serangan setelah pembantaian massal yang diduga terjadi di desa dekat sana.
Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris memperkirakan 4.000 orang Sunni meninggalkan rumah mereka Sabtu pagi. Seorang petinggi Observatory, Abdel Rahman, mengatakan kepada VOA bahwa pasukan keamanan yang propemerintah telah menyulut eksodus tersebut.
Observatory menuduh pasukan Suriah membunuh sedikitnya 150 warga sipil termasuk perempuan dan anak-anak, dalam pembantaian besar-besaran di desa Bayda, di bagian Baratlaut, hari Kamis.
Mayoritas penduduk Bayda adalah warga Muslim Sunni yang mendominasi gerakan pemberontak Suriah.
Hari Sabtu, Departemen Luar Negeri Amerika mengutuk “kekejaman” yang dilakukan di Bayda. Seorang jurubicara mengatakan Amerika “terkejut atas laporan-laporan mengerikan” mengenai banyaknya warga sipil yang tewas dalam serangan di sana.
Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris memperkirakan 4.000 orang Sunni meninggalkan rumah mereka Sabtu pagi. Seorang petinggi Observatory, Abdel Rahman, mengatakan kepada VOA bahwa pasukan keamanan yang propemerintah telah menyulut eksodus tersebut.
Observatory menuduh pasukan Suriah membunuh sedikitnya 150 warga sipil termasuk perempuan dan anak-anak, dalam pembantaian besar-besaran di desa Bayda, di bagian Baratlaut, hari Kamis.
Mayoritas penduduk Bayda adalah warga Muslim Sunni yang mendominasi gerakan pemberontak Suriah.
Hari Sabtu, Departemen Luar Negeri Amerika mengutuk “kekejaman” yang dilakukan di Bayda. Seorang jurubicara mengatakan Amerika “terkejut atas laporan-laporan mengerikan” mengenai banyaknya warga sipil yang tewas dalam serangan di sana.