Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menjabarkan ambisinya untuk lebih meningkatkan kekuatan militer tahun depan pada pertemuan pejabat tinggi politik, kata media pemerintah, KCNA, Rabu (28/12). Pernyataan tersebut ditafsirkan banyak pakar sebagai indikasi bahwa ia akan melanjutkan pertunjukan senjata yang provokatif.
Pernyataan Kim muncul ketika permusuhan dengan rivalnya, Korea Selatan, meningkat tajam pekan ini setelah Korea Selatan menuduh Korea Utara menerbangkan pesawat-pesawat tak berawak melintasi perbatasan saingannya untuk pertama kalinya dalam lima tahun. Tahun ini, Korea Utara telah melakukan sejumlah uji coba rudal, yang menurut para ahli, sebagai upaya untuk memodernisasi persenjataannya dan meningkatkan pengaruhnya dalam urusan masa depan dengan Amerika Serikat.
Selama sesi hari Selasa di rapat pleno Partai Buruh, satu-satunya partai di negara itu, Kim menganalisis tantangan keamanan baru dalam politik internasional dan di Semenanjung Korea. Ia juga mengklarifikasi prinsip-prinsip dan pedoman-pedoman dalam menjallin hubungan eksternal dan berperang melawan musuh untuk melindungi kepentingan dan kedaulatan nasional, kata KCNA.
Kim "menetapkan tujuan kunci baru untuk memperkuat kemampuan pertahanan mandiri pada tahun 2023 dalam situasi yang berubah secara multilateral," kata KCNA, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Beberapa pengamat mengatakan tujuan baru itu mungkin terkait dengan dorongan Kim untuk memperluas persenjataan nuklirnya dan memperkenalkan serentetan sistem senjata berteknologi tinggi seperti rudal multihulu ledak, senjata jarak jauh yang lebih gesit, satelit mata-mata, dan drone canggih.
Mereka mengatakan Kim pada akhirnya akan menggunakan kemampuan nuklirnya yang ditingkatkan untuk memaksa saingan-saingannya menerima Korea Utara sebagai negara nuklir yang sah, status yang menurutnya penting untuk mencabut sanksi-sanksi internasional terhadap negaranya. [ab/uh]