Majelis Agung Rakyat Korea Utara diperkirakan akan melangsungkan pertemuan, Kamis (11/4), untuk secara resmi menyetujui kebijakan-kebijakan ekonomi terbaru Kim Jong-un,dan kemungkinan menyokong perubahan dalam strategi menghadapi AS setelah KTT yang gagal dengan Presiden Donald Trump di Hanoi.
Kim, Selasa (9/4), mengumumkan rencana pertemuan itu, saat menemui sejumlah anggota senior partainya. Media pemerintah Korea Utara melaporkan, Rabu (10/4), pada kesempatan itu Kim mengatakan, ia menginginkan agar para anggota partai menunjukkan sepenuhnya rasa tanggungjawab mereka terkait situasi yang tegang. Meski demikian laporan itu tidak mengaitkan pernyataan Kim itu dengan KTT Hanoi.
Kim sebelumnya sering memanfaatkan pembukaan pertemuan majelis, dan pertemuan-pertemuan partai politik yang mendahuluinya, sebagai peluang untuk menjelaskan prioritas-prioritas politiknya.
Pertumbuhan ekonomi negara dan usaha-usaha untuk menghapus sanksi-sanksi ekonomi adalah prioritas utama Kim. Para pejabat Korea Utara, yang mengecam sikap keras para penasehat Trump atas gagalnya KTT 27-28 Februari, juga mengisyarakan, Kim sedang mempertimbangkan pendekatan baru dalam berurusan dengan Washington.
Wakil Menlu Korea Utara Choe Son Hui mengatakan kepada para diplomat bulan lalu, Kim akan segera menjelaskan posisinya pasca KTT Hanoi, namun tidak menyebutkan kapan tepatnya. Dalam sebuah pernyataan yang tampaknya ditujukan untuk menguji reaksi masyarakat internasional, ia mengatakan, negaranya kemungkinan akan mundur dari perundingan nuklir dengan AS karena tidak adanya imbalan yang sepadan dengan langkah-langkah perluncutan senjata nuklir yang dilakukan Korea Utara. [ab]