Kiprah Peneliti Indonesia di Pusat Pengendalian Penyakit Menular, Atlanta

Your browser doesn’t support HTML5

Dokter Endang Widiastuti Handzel, Ahli Kesehatan Indonesia di CDC, Atlanta, Georgia.

Pusat Pengendalian Penyakit Menular atau CDC di Atlanta, Georgia adalah tempat para peneliti kesehatan terbaik di Amerika bekerja untuk melindungi kesehatan dan keselamatan publik dengan melakukan pengawasan dan pencegahan penyakit.

Setidaknya ada dua warga Indonesia yang bekerja di Center for Disease Control and Prevention (CDC), yaitu Doktor Sukwan Handali, peneliti di bagian parasite dan dokter Endang Widiastuti Handzel, yang bekerja di bagian Emergency Response and Recovery, untuk program pembangunan kembali di Haiti.

Endang yang menjadi karyawan tetap di CDC sejak tahun 2012 juga pernah bekerja di UNICEF selama 6 tahun di bidang yang sama.

“Saya mulai berkarir dari Indonesia. Saya sudah banyak bekerja untuk membuat program di Indonesia juga sebelumnya, dengan CARE International, dengan World Vision International, dan juga dengan UNICEF. Saya bisa bekerja banyak di negara lain karena pelajaran yang saya dapat dari Indonesia. Jadi bukan saya membawa sesuatu banyak untuk Indonesia, saya justru sekarang membawa Indonesia ke negara lain,” ujar Endang.

Dokter lulusan Universitas Atmajaya, Jakarta, yang melanjutkan pendidikan di bidang kesehatan masyarakat ini banyak menangani masalah kesehatan ibu dan anak di daerah darurat seperti Sudan Selatan, Tanzania, Haiti dan juga di Aceh saat terkena bencana tsunami.

Endang yang kerap menjadi dosen tamu di Universitas Indonesia sebagai bagian dari kerjasama dengan CDC melihat masalah kesehatan ibu dan anak di Indonesia terletak pada keterbatasan fasilitas, sumber daya manusia dan informasi.

“Di Indonesia masalahnya sekarang saya pikir lebih tentang disparity, di bagian timur Indonesia itu sangat berbeda sekali dan kompleks masalahnya dibandingkan dengan di daerah barat,” tambah Endang.

Hal itulah yang menjadi dasar komitmen Endang dan suaminya yang juga bekerja di CDC untuk berkarya bagi kemanusiaan.

“Kita berpikir, oh mungkin suatu saat nanti, kita akan stay di daerah yang sangat membutuhkan, mungkin di Papua, mungkin Papua Barat, mungkin di small island di Indonesia,” kata Endang menutup wawancara dengan VOA.