Boda-boda atau ojek dan motor lainnya yang melesat di jalan-jalan ramai di ibu kota Kenya biasanya dikendarai oleh para laki-laki. Tapi sebuah klub baru mendorong perempuan untuk mengendarai sepeda motor.
"Sepeda motor dalam banyak hal istimewa, tidak terjebak pada kemacetan. Faktanya memberi kita perasaan bersemangat membuat kita merasa, 'wow'," kata Patience Mehta, pengendara sepeda motor, petani dan pengurus klub.
Pada Juni, Mehta memulai klub untuk membantu lebih banyak perempuan memiliki pengalaman itu. Piki Dada - yang dalam bahasa Swahili berarti "saudara perempuan bermotor" sekarang mewakili sekitar 40 perempuan pengendara motor.
"Kami saling memotivasi," katanya. "Kami berkumpul, berbicara, tinggal bersama dan mengendarai motor bersama."
Piki Dada adalah salah satu dari segelintir klub - termasuk Throttle Queens, Inked Sisterhood dan Heels of Steel yang bermunculan di Kenya untuk menawarkan dukungan, pelatihan, wahana grup, dan persahabatan dengan pengendara perempuan.
Insentif pajak dan keinginan mendapatkan transportasi yang lebih efisien pada umumnya meningkatkan minat pada sepeda motor. Pendaftaran melonjak dari hampir 16.300 pada 2007 menjadi lebih dari 191 ribu satu dekade kemudian, menurut Biro Statistik Nasional Kenya.
Mehta mengatakan bisnis juga semakin memperhatikan perempuan, menawarkan perlengkapan bermotor yang lebih feminin dan sepeda motor yang lebih kecil dan ringan.
"Sebagian besar perlengkapan biasanya lebih jantan, tetapi belakangan ini, mulai menawarkan perlengkapan bermotor yang cocok untuk perempuan," kata Mehta.
"Ukuran sepeda motor juga tidak feminin. ... Jadi, kami harus mengimpor sepeda motor. Saya punya kesulitan memperoleh sepeda motor yang dimana kaki saya bisa menyentuh tanah,” katanya.
Mehta yang bertubuh mungil itu akhirnya memilih motor Hero Karizma ZMR buatan India cocok untuknya. [my/pp]