Komandan NATO Berharap Stabilkan Pilpres Afghanistan

Pasukan asing yang dipimpin NATO menyelidiki di lokasi serangan bunuh diri di Kabul, Afghanistan, 5 September 2019. (Foto: Reuters/Omar Sobhani)

Ini merupakan pekan yang sulit dalam pembicaraan perdamaian Afghanistan, dan komandan operasional NATO mengatakan sekutu "mengantisipasi meningkatnya kekerasan" di lapangan sementara pemilihan presiden Afghanistan semakin dekat.

Jenderal Angkatan Udara Amerika Tod Wolters, Komandan NATO Sekutu Tertinggi Eropa, mengatakan kepada sekelompok kecil wartawan bahwa pemilihan Afghanistan "mungkin tidak akan sempurna.". Namun 29 negara anggota pakta pertahanan Atlantik Utara itu akan "merencanakan dan melaksanakannya sampai kiamat" untuk mengupayakan pemilihan pada 28 September itu seaman mungkin.

Kepala Angkatan Udara Inggris Marsekal Sir Stuart Peach, ketua komandan-komandan militer NATO, hari Sabtu menambahkan, bahwa komitmen itu tetap satu.
Pembicaraan perdamaian antara Amerika dan Taliban gagal akhir pekan lalu. Presiden Donald Trump telah merencanakan pembicaraan dengan Presiden Afganistan Ashraf Ghani dan para pemimpin Taliban di tempat peristirahatan presiden di Camp David, Maryland, tetapi kemudian memutuskan membatalkan.

Perunding Amerika dan Taliban baru-baru ini tampaknya mendekati kesepakatan untuk mengakhiri perang terlama Amerika dan memulai pembicaraan antara kelompok pemberontak dan pemerintah Afghanistan. Namun, Trump menyatakan pembicaraan perdamaian Amerika-Afghanistan "mati" setelah serangan bom mobil di Kabul menewaskan puluhan orang, termasuk seorang tentara Amerika.[ka/ft]